TRIBUNNEWS.COM - Dua roket Rusia menghantam stasiun kereta api di Kramatorsk, Ukraina timur, Jumat (8/4/2022).
Stasiun tersebut digunakan untuk mengevakuasi warga sipil dari daerah yang dibombardir pasukan Rusia.
Mengutip Reuters, sedikitnya 39 orang tewas dan 87 orang terluka dalam serangan roket Rusia.
Stasiun kereta api tersebut dipenuhi oleh wanita, anak-anak, dan orang tua yang berusaha melarikan diri dari pertempuran di Ukraina timur pada Jumat pagi, kata para pejabat Ukraina.
Baca juga: China dan Negara Lainnya Tetap Impor Minyak Dari Rusia
Baca juga: Tentara Rusia Interogasi Warga Ukraina Lalu Menembaknya, Menurut Rekaman Intelijen Jerman
Dua roket kuat menghantam stasiun di kota Kramatorsk yang dikatakan oleh Presiden Volodymr Zelensky sebagai serangan yang disengaja terhadap warga sipil.
“Kurangnya kekuatan dan keberanian untuk melawan kami di medan perang, mereka secara kejam menghancurkan penduduk sipil,” kata Zelensky dalam sebuah pernyataan.
"Ini adalah kejahatan yang tidak memiliki batas. Dan jika tidak dihukum, itu tidak akan pernah berhenti."
Zelenskiy kemudian mengatakan dalam pidato video kepada parlemen Finlandia bahwa tidak ada pasukan Ukraina berada di stasiun pada saat serangan itu.
Sementara itu, Kementerian pertahanan Rusia yang dikutip oleh kantor berita RIA mengatakan bahwa rudal yang dikatakan menghantam stasiun tersebut hanya digunakan oleh militer Ukraina, dan angkatan bersenjata Rusia tidak memiliki target yang ditetapkan di Kramatorsk pada hari Jumat.
Baca juga: Rusia akan Tetap Lanjutkan Pembicaraan dengan Ukraina Meskipun Ada Provokasi
Baca juga: Gadis Muda Ukraina Pangkas Rambutnya Agar Tak Jadi Sasaran Pelecehan Pasukan Rusia
Kepala Kereta Api Ukraina mengatakan setidaknya dua anak termasuk di antara yang tewas.
Wali Kota Kramatorsk Oleksander Honcharenko mengatakan sekitar 4.000 orang telah berada di stasiun pada saat serangan itu.
Pavlo Kyrylenko, gubernur wilayah Donetsk, menerbitkan sebuah foto online yang menunjukkan beberapa mayat tergeletak di tanah di samping tumpukan koper dan barang bawaan lainnya.
Polisi bersenjata mengenakan jaket antipeluru berdiri di samping mereka.
Foto lain menunjukkan layanan penyelamatan menangani apa yang tampak seperti api, dengan asap abu-abu membubung ke udara.
"Para 'Rasyist' ('fasis Rusia') tahu betul ke mana mereka membidik dan apa yang mereka inginkan: mereka ingin menabur kepanikan dan ketakutan, mereka ingin mengambil sebanyak mungkin warga sipil," tulisnya dalam sebuah unggahan online.
(Tribunnews.com/Yurika)