TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Israel yang beroperasi di Tepi Barat menembak dan membunuh dua warga Palestina, kata Kementerian Kesehatan Palestina, Kamis (14/4/2022).
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan korban meninggal karena terluka setelah konfrontasi dengan pasukan Israel di Kota Jenin.
Militer Israel mengatakan puluhan warga Palestina menyerang pasukan, melepaskan tembakan dan menembakkan bahan peledak ke arah mereka.
Pasukan membalasnya dengan tembakan langsung, kata militer, tanpa menanggapi kematian tersebut.
Adapun dua kematian itu terjadi sehari setelah tiga warga Palestina tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel, yang berpatroli di Tepi Barat dan melakukan penangkapan menyusul ledakan di Israel yang telah menewaskan 14 orang dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Polisi Israel Tembak Mati Warga Palestina yang Berusaha Tikam Petugas
Setidaknya 24 warga Palestina telah tewas dalam gelombang kekerasan terbaru, menurut hitungan The Associated Press.
Sebagian besar korban tewas setelah melakukan serangan mematikan atau dalam bentrokan dengan pasukan Israel.
Beberapa korban lainnya tewas dalam tindak kekerasan yang tidak disengaja.
Gelombang kekerasan terbaru datang ketika umat Islam menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan, dan orang Yahudi akan merayakan Paskah, yang dimulai pada hari Jumat.
Sementara Israel telah berusaha untuk menurunkan konflik dengan melanjutkan rencana melonggarkan pembatasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza, media Israel melaporkan para pemimpin diperkirakan akan memutuskan apakah akan membatasi pergerakan warga Palestina keluar dari Tepi Barat selama seminggu.
Baca juga: Berita Foto : Israel Lancarkan Operasi Militer di Jenin Tepi Barat
Jika hal tersebut diberlakukan, ribuan umat Islam tidak dapat beribadah di masjid utama Yerusalem, yang sering menjadi titik kekerasan, selama Ramadhan.
Lebih lanjut, serangan Israel telah mendapat perlawanan dari warga Palestina.
Beberapa dari mereka bersenjata atau melemparkan batu dan bom molotov ke pasukan, menurut militer.
Hal tersebut juga telah memicu peringatan oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang menuduh Israel mengacaukan Tepi Barat.