Aktivis pro-pemerintah beberapa waktu lalu memposting video yang menunjukkan anggota Pasukan Harimau melakukan latihan militer, termasuk terjun payung dari helikopter.
Namun rekaman itu tidak bisa diverifikasi secara independen.
Abdurrahman menyebut, ada juga relawan dari Divisi 5 yang dilatih Rusia, Brigade Baath yang merupakan sayap bersenjata dari partai Baath yang berkuasa di Assad, dan Brigade Quds Palestina yang terdiri dari para pengungsi Palestina di Suriah.
Semuanya telah berjuang bersama militer Rusia dalam perang Suriah.
"Rusia sedang mencari pejuang berpengalaman. Mereka tidak ingin ada orang yang tidak dilatih oleh Rusia," kata Abdurrahman.
Ratusan pejuang dari Divisi 5 dan Brigade Quds telah mendaftar di pangkalan Hmeimeem Rusia di Suriah barat dan sedang menunggu perintah, jelas Omar Abu Layla, aktivis pemantau perang Suriah yang berbasis di Eropa.
Awal bulan ini, juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan AS memiliki indikasi bahwa Grup Wagner mencoba merekrut pejuang, sebagian besar dari Timur Tengah, untuk ditempatkan di wilayah Donbas, Ukraina timur.
Namun ia mengatakan belum ada informasi spesifik tentang jumlah yang direkrut.
Pensiunan jenderal tentara Lebanon, Naji Malaeb, yang mengikuti perang di Suriah, mengatakan sejauh ini tidak ada indikasi pejuang Suriah melakukan perjalanan ke Rusia.
Kendati demikian, Malaeb menegaskan bahwa hal ini bisa berubah saat perang berlanjut.
Baca juga: Kejagung Ukraina: 585 Tersangka Kejahatan Perang Rusia Diidentifikasi
Baca juga: Video Pasukan Ukraina Sergap Konvoi Militer Rusia, Lemparkan Granat hingga Bakar Kendaraan
Pemerintah Suriah kemungkinan akan waspada jika para pejuang Suriah berduyun-duyun ke Ukraina, sebab hal ini bisa dimanfaatkan lawannya.
Dalam tanda yang berpotensi mengkhawatirkan bagi pemerintah Suriah, Rusia telah secara signifikan mengurangi operasinya di Suriah sejak perang di Ukraina dimulai.
Hanya sedikit serangan udara yang menargetkan kelompok teroris IS atau oposisi di Idlib.
"Setiap perubahan dalam postur pasukan Rusia atau milisi pro-rezim menciptakan celah keamanan yang dapat dimanfaatkan oleh aktor anti-rezim termasuk Turki, ISIS, al-Qaida, dan kelompok oposisi Suriah," kata laporan ISW.
(Tribunnews/Ika Nur C)