Insiden itu memulai ketegangan di wilayah Donbass, dimana para pemberontak memerangi pasukan Ukraina.
Pada 24 Februari 2022, Kremlin meluncurkan "operasi militer khusus" di Donbas, tetapi kemudian berkembang menjadi invasi skala penuh ke Ukraina.
Dalam beberapa minggu terakhir, setelah gagal merebut Kyiv, Kremlin menyatakan bahwa Donbas adalah tujuan utamanya dalam perang.
Setelah menarik diri dari ibu kota, pasukan Rusia mulai berkumpul kembali dan memperkuat pasukan darat di timur Ukraina menjelang pertempuran besar.
Pada Senin (18/4/2022) lalu, Sekretaris Keamanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov mengonfirmasi perang di Donbas dan wilayah utara.
"Pagi ini, di hampir seluruh garis depan wilayah Donetsk (timur), Luhansk dan Kharkiv, para penjajah berusaha menerobos pertahanan kami," kata Danilov.
Mengapa Putin ingin menaklukkan Donbas?
Menurut laporan BBC, keberhasilan Rusia menaklukkan Luhansk dan Donetsk akan memberi pencapaian perang terhadap Putin.
Langkah selanjutnya, diperkirakan Kremlin akan mencaplok Donbas seperti yang dilakukan terhadap Krimea pada 2014.
Jika skenario ini terjadi sebelum 9 Mei, Putin bahkan bisa merayakan Hari Kemenangan, ketika militer Rusia masih menandai kekalahan Nazi Jerman pada tahun 1945.
Pemimpin pro-Rusia di Luhansk beberapa waktu lalu sempat bicara soal referendum untuk bergabung ke Rusia.
Seberapa banyak pasukan Rusia?
Sulit diketahui secara pasti jumlah pasukan Rusia yang kini bersiaga di dalam dan sekitar wilayah Donbas.
Perkiraan awal menunjukkan jumlahnya bisa mencapai 60.000 tentara.