News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Imran Khan Digulingkan Paksa di Pakistan, Seberapa Besar Keterlibatan AS?

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Imran Khan berbicara dalam konferensi pers bersama dengan presiden Afghanistan di Istana Kepresidenan di Kabul pada 19 November 2020.

Sebaliknya, jika Khan digulingkan, “semua akan dimaafkan” dan Pakistan dapat kembali ke statusnya sebagai sekutu  yang disukai AS.

Khan kemudian mengundang beberapa wartawan, anggota kabinetnya, dan agen keamanan untuk melihat dokumen tersebut.

Namun, Pengadilan Tinggi Islamabad segera memblokir penyebaran kabel tersebut kepada publik atas alasan Khan akan melanggar sumpah kerahasiaannya.

Setelah dijatuhkan, Khan menggalang aksi demonstrasi jalanan yang telah menarik banyak orang.

"Saya ingin semua orang kami datang, karena Pakistan diciptakan sebagai negara merdeka dan berdaulat, bukan sebagai negara boneka kekuatan asing," katanya di Peshawar.

Khan dan Partai PTI-nya menyerukan pertarungan pemilu segera, tampaknya yakin akan kembali menang.

“Biarkan rakyat memutuskan, melalui pemilihan yang adil dan bebas, siapa yang mereka inginkan sebagai perdana menteri mereka,” tuntutnya.

Banyak orang, baik di dalam maupun di luar Pakistan, tampak yakin Amerika Serikat berada di balik kejatuhannya. Wartawan investigasi Ben Norton mengatakan kepada MintPress News:

“Ini adalah tindakan campur tangan yang luar biasa dan terang-terangan oleh pemerintah AS. Tentu saja, siapa pun yang mengetahui sejarah dasar AS tahu mereka telah mengorganisir kudeta dan pemakzulan dan revolusi warna di seluruh dunia selama beberapa dekade, tetapi ini cukup banyak dilakukan di siang hari bolong!” katanya dikutip Alan McLeod.

Bantahan AS Mengonfirmasi Posisi Washington

AS tegas membantah terlibat kejatuhan Imran Khan.

“Biarkan saya mengatakan dengan sangat blak-blakan tuduhan ini sama sekali tidak benar. Tentu saja, kami terus mengikuti perkembangan ini, dan kami menghormati serta mendukung proses konstitusional dan supremasi hukum Pakistan. Tapi sekali lagi, tuduhan ini sama sekali tidak benar," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Jalina Porter.

Tooba Syed, aktivis dan pemimpin Partai Pekerja Awami, mengatakan ini adalah “pertama kalinya di Pakistan seorang perdana menteri secara konstitusional dicopot dari posisinya.

“Biasanya dilakukan intervensi militer. Ini jelas merupakan langkah maju yang baik dalam hal demokrasi di Pakistan,” katanya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini