News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Imran Khan Digulingkan Paksa di Pakistan, Seberapa Besar Keterlibatan AS?

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Imran Khan berbicara dalam konferensi pers bersama dengan presiden Afghanistan di Istana Kepresidenan di Kabul pada 19 November 2020.

TRIBUNNEWS.COM, ISLAMABAD - Imran Khan bergabung di daftar panjang pemimpin pemerintahan Pakistan yang digulingkan secara paksa baik lewat politik maupun kudeta militer.

Apa yang terjadi di Pakistan ini sekali lagi hanya membuktikan siapa pun yang dipilih rakyat, militer Pakistan yang disokong AS akan menentukan.

Analisis ini ditulis Alan MacLeod, penulis senior portal berita politik militer MintPress News.com. Alan juga dikenal reporter investigatif di berbagai medan konflik di dunia.

Setelah berminggu-minggu drama tinggi dan kontroversi yang melanda negara, Imran Khan akhirnya dicopot dari jabatannya.

Perdana Menteri Pakistan itu mengalami mosi tidak percaya dan kalah di mahkamah agung, mengakhiri kekuasaannya setelah kurang dari empat tahun.

Baca juga: Fakta-fakta Shehbaz Sharif, Perdana Menteri Baru Pakistan Pengganti Imran Khan

Baca juga: PM Pakistan Imran Khan Dilengserkan, Berikut Empat Sosok Oposisi di Baliknya

Baca juga: Tak Mau Jadi Budak Barat, PM Pakistan Tolak Tekanan untuk Ikut Kecam Rusia

Mitra koalisi meninggalkannya, meninggalkan partainya Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) sebagai minoritas.

Bintang kriket yang berubah menjadi pemimpin politik telah memperingatkan selama beberapa minggu, kekuatan asing - diasumsikan Amerika Serikat - berusaha untuk menggulingkannya.

Imran Khan diincar karena kebijakan luar negerinya yang independen, yang membuat Pakistan tumbuh lebih dekat ke Rusia dan Cina.

Kemudian, dalam pidato publik yang panjang pada 8 April, ia secara langsung menyebut Washington sebagai penghasut utama dalam konspirasi perubahan rezim.

Ia menuduh AS menyuap sekutu politiknya puluhan juta dolar untuk meninggalkan koalisinya. Dia menggambarkan praktik itu sebagai “pasar kuda, kambing dan domba”.

Peran Donald Lu, Asisten Menlu AS untuk Asia Selatan

Khan menuding Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Asia Selatan dan Tengah, Donald Lu sebagai dalang operasi tersebut.

“Itu adalah pertemuan resmi antara Donald Lu dan duta besar kami, dengan pencatat,” kata Khan yang memiliki bukti kabel diplomatik Dubes Pakistan untuk AS Asad Majeed.

Di pesan itu, Imran Khan menyebut Donald Lu mengancam negaranya akan menghadapi kudeta jika tidak menurut.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini