TRIBUNNEWS.COM - Serangkaian serangan telah menargetkan situs di Transnistria.
Transnistria merupakan wilayah yang didukung Rusia, yang telah memisahkan diri dari Moldova.
Mengutip Al Jazeera, Transnistria, juga dikenal sebagai Transdniester, adalah sebidang tanah sempit antara tepi timur Sungai Dniester dan perbatasan Moldova dengan Ukraina.
Dari total populasi sekitar 470.000 orang, etnis Rusia dan Ukraina bersama-sama melebihi jumlah etnis Moldova.
Meskipun diakui secara internasional sebagai bagian dari Moldova, wilayah memisahkan diri yang didukung Rusia itu telah berada di bawah kendali otoritas separatis sejak 1992, setelah runtuhnya Uni Soviet memicu konflik antara Republik Moldova yang baru merdeka dan separatis yang ingin mempertahankan hubungan Soviet.
Tidak ada negara, termasuk Rusia, yang mengakui wilayah tersebut sebagai wilayah yang merdeka, tetapi otoritas Moldova tidak memiliki kendali atas wilayah tersebut, yang fungsinya mirip dengan negara terpisah.
Baca juga: IAEA akan Bantu Ukraina Pulihkan Fasilitas Tenaga Nuklir yang Rusak Akibat Serangan Rusia
Baca juga: Kyiv Robohkan Monumen Era Soviet yang Jadi Lambang Persahabatan Rusia-Ukraina
Apa hubungan Transnistria dengan konflik Rusia-Ukraina?
Rusia memiliki sekitar 1.500 tentara di Transnistria, yang disebut Moskow sebagai pasukan “penjaga perdamaian”.
Kyiv khawatir bahwa pasukan itu dapat digunakan untuk menyerang Ukraina dari barat.
Rusia melakukan latihan militer di wilayah tersebut pada 2 Februari 2022.
Moskow mengatakan, kehadiran Rusia sangat penting untuk melindungi warganya di wilayah tersebut dan menjaga perdamaian antara Moldova dan Transnistria.
Jika Presiden Rusia, Vladimir Putin memutuskan untuk melibatkan Transnistria dalam perang dalam beberapa kapasitas, ia memiliki sedikit kemampuan untuk menolak, karena tetap bergantung secara ekonomi pada Rusia, termasuk untuk gas gratis.
Apa kepentingan Rusia di Transnistria?
Rustam Minnekayev, wakil komandan distrik militer pusat Rusia, dikutip pekan lalu oleh kantor-kantor berita negara mengatakan bahwa Rusia bertujuan untuk menguasai Ukraina selatan, yang akan memberinya akses ke Transnistria.