“Kami memiliki semua alat untuk melakukan ini. Alat yang tidak dapat dibanggakan oleh siapa pun kecuali kita,” kata Putin.
“Tapi kami tidak akan membual. Kami akan menggunakannya jika kebutuhan seperti itu muncul,” tambah pemimpin Rusia, tanpa merinci alat apa yang digunakan.
Pihak berwenang Rusia telah membuat semua keputusan yang diperlukan untuk mempersiapkan tanggapan seperti itu.
Rusia Uji Coba Rudal Hipersonik Sarmat
Pekan lalu, Moskow berhasil menguji rudal balistik antarbenua RS-28 Sarmat yang canggih.
Senjata berkemampuan nuklir baru dapat membawa beberapa peluncur hipersonik Avangard, yang dikatakan mampu melewati pertahanan udara yang ada karena kecepatan ekstrem.
Rudal itu juga mampu membuat manuver konstan selama perjalanan mereka yang berkecepatan hipersonik.
Tidak seperti Rusia, AS dan sekutu NATO-nya tidak memiliki senjata hipersonik. Setidaknya untuk saat ini.
Negara-negara barat telah secara aktif memasok senjata ke Kiev, termasuk sistem rudal anti-tank dan anti-pesawat, kendaraan lapis baja dan howitzer, sejak awal konflik dengan Rusia.
Mereka juga telah menjatuhkan sanksi keras yang bertujuan mengurangi kemampuan Rusia untuk mendanai kampanye militernya.
Namun, Washington sejauh ini mengesampingkan campur tangan langsung NATO di Ukraina Mereka juga menolak memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina.
Penerapan zona larangan terbang oleh NATO akan dipandang sebagai pernyataan terbuka konflik langsung dengan Rusia.
Moskow telah berulang kali mengecam pengiriman bantuan mematikan ke Ukraina, dengan mengatakan mereka hanya mengacaukan situasi dan menghambat prospek perdamaian.
Pada Selasa, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov menuduh NATO "pada dasarnya akan berperang dengan Rusia melalui proxy dan mempersenjatai proxy itu."