TRIBUNNEWS.COM, KALIFORNIA – Alan MacLeod, penulis senior portal berita Mintpressnews.com, membeberkan postur, peran, dan posisi platform media sosial TikTok di belantara geopolitik global.
AS dianggap telah berhasi mengontrol aplikasi buatan Cina itu, setelah Microsoft membelinya dari perusahaan Cina, ByteDance. Dari Microsoft kepemilikan bertambah ke Oracle dan Walmart.
Dikutip dari Mintpressnews.com, Minggu (1/5/2022), dalam konteks perang Ukraina, Alan MacLeod PhD menyebut TikTok telah menyelaraskan pengaturan medianya dengan kebijakan Washington.
TikTok menghapus lebih dari 320.000 akun Rusia dan menghapus setidaknya 41.000 video yang menjajakan informasi yang dianggap salah tentang perang.
Selain itu, TikTok memberi label peringatan bertanda “media yang dikendalikan negara Rusia” di 49 akun yang terhubung pemerintah Rusia.
Seperti platform media sosial besar lainnya, kebijakan itu tidak diterapkan sama ke outlet milik negara barat seperti BBC, RT, atau CBC.
Baca juga: Taliban Haramkan TikTok dan PUBG, Dianggap Bikin Sesat Anak Muda
Baca juga: Pendapatan Iklan TikTok Tahun Ini Diperkirakan Melebihi Revenue Gabungan Twitter dan Snapchat
Jangkau Satu Miliar Orang di Dunia
TikTok saat ini telah menjadi media yang sangat berpengaruh yang menjangkau lebih dari satu miliar pengguna di dunia.
Platform ini memiliki kendali atas algoritma atau moderasi konten, yang berarti memiliki kemampuan mengatur debat global, memutuskan apa bisa dan tidak bisa dilihat orang.
Menurut Alan MacLeod, ketika konflik berdarah di Ukraina terus meningkat, bersamaan itu perang propaganda online antara Rusia dan barat juga meningkat.
Contoh utama dari hal ini adalah Gedung Putih secara langsung memberi pengarahan kepada influencer TikTok tentang perang dan cara meliputnya.
Ketika krisis semakin tidak terkendali, orang Amerika telah beralih ke TikTok untuk melihat video dan analisis invasi secara real time.
Aplikasi yang diperkirakan memiliki sekitar 70 juta di AS, Gedung Putih sangat menyadari dampaknya.
“Kami menyadari ini adalah jalan yang sangat penting dalam cara publik Amerika mencari tahu tentang yang terbaru … jadi kami ingin memastikan Anda memiliki informasi terbaru dari sumber yang berwenang,” kata Direktur Strategi Digital Presiden Joe Biden, Rob Flaherty.