Komisi Eropa akan menyetujui rencana pembagian energi darurat pada 18 Mei mengantisipasi kemungkinan gangguan mendadak pasokan gas Rusia ke blok tersebut.
Russia Today mengutip pemberitaan surat kabar Spanyol, El Pais. Brussels memperingatkan dalam keadaan darurat, rencana tersebut akan mempengaruhi hampir semua mitra Uni Eropa di Madrid.
Sebab mereka yang memiliki sumber pasokan energi alternatif, seperti Spanyol, harus berbagi gas dengan negara-negara lain yang terdampak penghentian pasokan migas Rusia.
Cetak biru tersebut dilaporkan akan menetapkan penjatahan energi harus diterapkan sedemikian rupa.
Perusahaan-perusahaan di negara-negara Uni Eropa yang tak terpengaruh tak dapat memiliki keunggulan kompetitif atas perusahaan-perusahaan yang menghadapi pengurangan pasokan energi.
Hancurkan Ekonomi Eropa
Sebelumnya, kolumnis politik, Timur Fomenko menilai gagasan ambisius Komisi Uni Eropa mengembargo minyak dan gas Rusia akan menghancurkan ekonomi anggota blok itu.
Presiden Komisi Ursula Von Der Leyen menyatakan langkah-langkah ini akan dilaksanakan secara bertahap sepanjang tahun.
Sejumlah negara anggota sudah menyatakan sangat keberatan. Hungaria mengatakan, embargo itu seperti menjatuhkan bom nuklir ke negaranya.
Slovakia yang sangat tergantung pada minyak dan gas Rusia, juga keberatan. Kalangan bisnis industri Jerman juga keberatan dan tidak siap.
Timur Fomenko dalam artikelnya di Russia Today, Minggu (8/5/2022) menjelaskan, harga minyak mentah secara cepat naik di atas $ 114 per barel pada Jumat (6/5/2022) pagi.
Pejabat Moskow memperkirakan blok Uni Eropa tersebut masih akan membeli minyak Rusia melalui negara ketiga dan perantara.
Ini strategi yang diduga telah digunakan oleh Iran di bawah embargo Amerika yang keras selama bertahun-tahun.
Meskipun Langkah itu sulit, menurut Fomenko, Uni Eropa akan menjadi pecundang terbesar dari upaya semacam itu.