TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Rusia dilaporkan memutus pasokan listrik ke Finlandia.
Kebijakan itu mulai dilakukan sejak pukul 1 pagi, Sabtu (14/5/2022) waktu setempat.
RAO Nordic, anak perusahaan pemilik energi Rusia Inter RAO, menghentikan impor listrik ke negara Skandinavia tersebut.
Penjualan listrik langsung atau bilateral yang diimpor dari Rusia akan dihentikan sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Dikutip dari Express, hal ini disebabkan masalah pembayaran untuk penjualan listrik.
Baca juga: Vladimir Putin Kehilangan Kolonel ke-41 dalam Pertempuran di Ukraina
Perusahaan tersebut mengungkapkan bahwa mereka tak menerima pembayaran dari volume listrik yang dijual pada Mei lalu.
“Kami terpaksa menghentikan impor listrik yang dimulai dari 14 Mei,” bunyi pernyataan RAO Nordic.
“RAO Nordic tak mampu membuat pembayaran atas impor listrik dari Rusia. Situasi ini tak biasa, dan terjadi untuk pertama kalinya dalam lebih dari 20 tahun sejarah perdagangan kami,” tambahnya.
Perusahaan itu berharap situasi ini bisa segera berkembang secepatnya, sehingga perdagangan kembali bisa dilakukan.
Sementara itu Fingrid, yang merupakan operator sistem transmisi Finlandia, mengungkapkan bahwa Nord Pool, perusahaan listrik pan-Eropa, tak membayar Inter Rao sejak 6 Mei, untuk listrik yang dibeli dari perusahaan Rusia.
Wakil Presiden Senior Operasional Fingrid, Reima Paivinen, mengungkapkan hal tersebut.
“Nord Pool yang membayar mereka. Fingrid bukanlah pihak yang melakukan pembelian listrik, kami hanya menyediakan koneksi transfer dari Rusia ke Finlandia,” tuturnya.
Namun, Paivinen tetap tenang meski adanya ketakutan kurangnya listrik massal yang bisa menimpa Finlandia.
“Kurangnya impor listrik dari Rusia bisa dikompensasikan dengan mengimpor listrik dari Swedia dan menerima lebih banyak listrik di Finlandia,” katanya.
Insiden ini terjadi tak lama setelah Finlandia berpeluang untuk bergabung dengan NATO.
Pemimpin Finlandia memang telah mengungkapkan keinginan mereka bergabung dengan NATO setelah melihat penyerangan Rusia ke Ukraina.
Finlandia yang berbatasan langsung dengan negara Vladimir Putin itu, mengkhawatirkan keamanan mereka.
Rusia sendiri telah memberikan ancaman kepada Finlandia bahwa mereka akan melakukan langkah balasan jika akhirnya negara tetangganya itu bergabung dengan NATO.
Bahkan salah satu langkahnya adalah menerapkan kebijakan militer, seperti yang dilakukan Rusia ke Ukraina.
Presiden Finlandia, Sauli Niinisto mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin harus bercermin jika Finlandia resmi bergabung dengan NATO.
Dilansir Reuters, negara Nordik ini diperkirakan akan mengonfirmasi bergabung tidaknya dalam keanggotaan NATO dalam waktu dekat.
Niinisto menyinggung Putin saat ditanya wartawan di sela pertemuannya dengan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson di Helsinki.
Lawatan Johnson ke Finlandia bertujuan untuk menyepakati pakta kerja sama pertahanan.
"Jika itu masalahnya, maka tanggapan saya adalah: Anda yang menyebabkan ini. Berkaca," jawab Presiden Niinisto saat ditanya tentang kemungkinan tanggapan permusuhan dari Rusia jika Finlandia memilih untuk bergabung dengan NATO.
Rusia berulang kali memperingatkan Finlandia dan Swedia agar tidak bergabung dengan NATO, sembari mendesak aliansi militer Barat pimpinan AS itu agar menutup keanggotannya.
Menurut Niinisto, Rusia menganggap Finlandia tidak memiliki "kehendak sendiri" dengan tuntutannya tersebut.
Niinisto mengatakan invasi Rusia ke Ukraina mengubah situasi, karena itu menunjukkan Rusia siap menyerang negara tetangganya.
Para diplomat dan pejabat mengatakan bahwa Finlandia diperkirakan akan mengumumkan niatnya untuk bergabung dengan NATO dalam waktu dekat sementara Swedia kemungkinan akan segera menyusul.
Sumber: Express/Reuters/Kompas.TV