News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Mengaku Rusia Tak Terancam Jika Finlandia-Swedia Gabung NATO

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Serdyukov di Lapangan Merah, Moskow, dalam perayaan Victory Day 9 Mei 2012.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tidak terancam jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO.

Tetapi, ia memperingatkan bahwa Moskow akan bereaksi jika aliansi pimpinan Amerika Serikat (AS) itu mendukung infrastruktur militer kedua negara Nordik tersebut.

Putin yang memimpin Rusia sejak 1999, berulang kali menyebut ekspansi NATO pasca-Soviet ke arah timur atau mendekati perbatasan Rusia, sebagai alasan invasi Ukraina.

Meskipun beberapa bulan ini sempat melontarkan ancaman perang nuklir terhadap Barat, Putin membuat komentar yang tenang terkait Swedia dan Finlandia.

Baca juga: TV Rusia Sebut Putin akan Luncurkan Nuklir ke Perbatasan Eropa Jika Finlandia dan Swedia Gabung NATO

Baca juga: Ukraina Evakuasi Pasukan, Rusia Pegang Kendali atas Mariupol

Presiden Rusia Vladimir Putin dan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat (AFP)

Diketahui dua negara di kawasan Baltik ini akhirnya menyetujui tawaran bergabung dengan NATO.

Ini merupakan salah satu konsekuensi strategis terbesar dari invasi Rusia ke Ukraina.

"Mengenai perluasan, Rusia tidak memiliki masalah dengan negara-negara ini - tidak ada."

"Jadi dalam hal ini tidak ada ancaman langsung ke Rusia dari ekspansi (NATO) untuk memasukkan negara-negara ini," kata Putin kepada para pemimpin militer dari negara bekas Soviet, Senin (16/5/2022), dikutip dari Reuters

Namun, ia juga memberikan peringatan.

"Tetapi perluasan infrastruktur militer ke wilayah ini tentu akan memancing tanggapan kami," kata Putin.

"Apa (tanggapan) itu - kita akan melihat ancaman apa yang diciptakan untuk kita," kata Putin kepada para pemimpin Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), yang mencakup Belarus, Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan.

Tanggapan pemimpin Kremlin yang sangat tenang terhadap salah satu kekhawatiran geopolitik paling sensitif Rusia, perluasan NATO pasca-Soviet, kontras dengan reaksi keras dari kementerian luar negeri dan sekutu seniornya.

Sebelum Putin berbicara, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan Barat seharusnya tidak memiliki ilusi bahwa Moskow hanya akan tahan dengan ekspansi Nordik NATO.

Komentar itu masih diputar di televisi pemerintah.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini