TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara telah meratifikasi pakta pertahanan bersama yang bersejarah dengan Rusia.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menandatangani dekrit untuk meratifikasi Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif dengan Rusia pada hari Senin (11/11/2024).
"Kesepakatan itu diratifikasi sebagai dekrit pemimpin Kim Jong Un," kata Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada hari Selasa (12/11/2024), dikutip dari Kyiv Post.
Pengumuman ini menyusul anggota parlemen Rusia yang memberikan suara bulat minggu lalu untuk meratifikasi kesepakatan tersebut, yang kemudian ditandatangani oleh Presiden Vladimir Putin.
Nantinya, perjanjian baru akan berlaku ketika kedua belah pihak telah bertukar isi dari ratifikasi tersebut.
"Perjanjian itu akan berlaku sejak kedua pihak bertukar instrumen ratifikasi," kata KCNA.
Awal mula perjanjian ini diresmikan adalah ketika pada tanggal 19 Juni selama kunjungan kenegaraan mewah Presiden Rusia Vladimir Putin, dikutip dari Al Jazeera.
Perjanjian tersebut ditandatangani oleh kedua belah pihak di Pyongyang.
Perjanjian ini mewajibkan kedua negara untuk memberikan bantuan militer 'tanpa penundaan' jika terjadi serangan terhadap negara lain dan untuk bekerja sama secara internasional guna menentang sanksi Barat.
Kim juga sempat memuji kesepakatan tersebut.
Menurut Kim, kesepakatan ini adalah langkah menuju peningkatan hubungan bilateral antara kedua negara dan menggambarkan pakta militer tersebut sebagai sesuatu yang mirip dengan aliansi antara Rusia dan Korea Utara.
Putin juga mengatakan bahwa konvensi tersebut sebagai 'dokumen terobosan'.
Baca juga: 50.000 Tentara Rusia dan Korea Utara Akan Dikerahkan ke Wilayah Kursk dalam Beberapa Hari Mendatang
Sementara itu, sebelum ratifikasi ini diresmikan oleh Korea Utara, Parlemen Rusia telah meratifikasi perjanjian tersebut pada 6 November 2024.
Di mana saat itu mencuat kabar ketika Korea Utara mengerahkan ribuan tentara ke Rusia untuk membantu mereka dalam melawan Ukraina.