News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Taliban Bubarkan Komisi HAM di Tengah Krisis Keuangan Afghanistan

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang wanita memakai burqa (kanan) bepergian dengan keluarganya dengan sepeda motor di sepanjang jalan di Kandahar pada 7 Mei 2022. - Taliban pada 7 Mei memberlakukan beberapa pembatasan paling keras pada wanita Afghanistan sejak mereka merebut kekuasaan, memerintahkan mereka untuk menutupi sepenuhnya di depan umum, idealnya dengan burqa tradisional. (Photo by Javed TANVEER / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Otoritas Taliban di Afghanistan membubarkan lima departemen utama dari bekas pemerintahan sebelumnya, termasuk salah satunya Komisi Hak Asasi Manusia (HAM).

Taliban menganggap kelima departemen ini tidak diperlukan dalam menghadapi krisis keuangan, kata seorang pejabat.

Dilansir The Guardian, Afghanistan menghadapi defisit anggaran 44bn Afghan ($501m) tahun keuangan ini, lapor otoritas Taliban dalam pengumuman anggaran nasional tahunan pertama sejak mengambil alih negara. 

"Karena departemen-departemen ini tidak dianggap perlu dan tidak dimasukkan dalam anggaran, mereka telah dibubarkan," kata Innamullah Samangani, wakil juru bicara pemerintah Taliban.

Baca juga: Berita Foto : Melihat Aturan Taliban Wajibkan Perempuan Afghanistan Pakai Burqa

Baca juga: Taliban Larang Pria dan Wanita Makan Bersama di Restoran Kota Herat, Termasuk Suami Istri

Pejuang Taliban berpatroli di sepanjang jalan selama demonstrasi oleh orang-orang untuk mengutuk protes baru-baru ini oleh aktivis hak-hak perempuan Afghanistan, di Kabul, Jum'at (21 Januari 2022). Aksi warga mendukung tindakan pemerintah Taliban yang telah mengamankan aktivis hak-hak perempuan serta adanya campur tangan Pakistan yang dianggap menghina nilai-nilai Afghanistan. (Mohd RASFAN / AFP) (AFP/MOHD RASFAN)

Juga dibubarkan adalah dewan tinggi untuk rekonsiliasi nasional (HCNR), dewan keamanan nasional yang pernah berkuasa tinggi, dan komisi untuk mengawasi pelaksanaan konstitusi Afghanistan.

HCNR terakhir dipimpin oleh mantan presiden Afghanistan Abdullah Abdullah.

Departemen ini bertugas merundingkan perdamaian antara pemerintah mantan Presiden Ashraf Ghani yang didukung AS dan Taliban saat itu.

Pada Agustus 2021, pasukan asing menarik diri setelah 20 tahun setelah menginvasi Afghanistan.

Hal itu disusul runtuhnya pemerintah yang didukung Barat dan pengambilalihan Taliban.

Samangani mengatakan, anggaran negara "berdasarkan fakta objektif" dan hanya ditujukan untuk departemen yang aktif dan produktif.

Dia menambahkan bahwa departemen yang kini dibubarkan dapat diaktifkan kembali di masa depan "jika diperlukan".

Setelah mengambil alih pada tahun 2021, Taliban meyakinkan dunia bahwa mereka akan lebih moderat.

Namun mereka belum mengizinkan anak perempuan yang lebih tua untuk kembali mengeyam pendidikan.

Terbaru, Taliban mewajibkan perempuan dan anak perempuan mengenakan burqa dan ditemani kerabat laki-laki di tempat umum.

Peraturan Burqa bagi Wanita

Taliban pada awal Mei ini mengeluarkan dekrit yang mewajibkan perempuan tinggal di rumah dan jika keluar harus mengenakan burqa.

Burqa adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh.

Namun sehari setelah dekrit itu dikeluarkan pada 7 Mei, sekelompok wanita melakukan aksi demo di ibu kota Kabul.

Salah satu wanita yang melakukan demo, yang menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan, mengatakan Taliban tidak membiarkan mereka melanjutkan demonstrasi.

Perempuan Afghanistan memakai burqa menunggu untuk menerima sumbangan makanan dari yayasan akhirat selama bulan puasa Ramadhan di Kandahar pada 27 April 2022. (Photo by Javed TANVEER / AFP) (AFP/JAVED TANVEER)

Baca juga: Taliban Perintahkan Wanita Afghanistan Pakai Burqa di Depan Umum

"Mereka menghina kami. Kami bahkan tidak bisa membalas karena mereka punya senjata dan jari mereka selalu di pelatuk. Mereka tidak peduli kami perempuan, mereka tidak menghargai perempuan. Saya tidak hanya membela hak saya sendiri, tapi hak semua wanita di Afghanistan," katanya, lapor France24 pada Sabtu (14/5/2022).

Keputusan dari pemimpin Taliban Hibatullah Akhundzada juga mengatakan bahwa perempuan tidak memiliki pekerjaan penting di luar maka "lebih baik mereka tinggal di rumah".

Keluarga laki-laki dari para wanita akan mendapat hukuman jika tidak mematuhi aturan terbaru itu.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini