TRIBUNNEWS.COM, NOVOAZOVSK – Penyerahan diri ribuan petempur Ukraina, baik tentara regular maupun anggota NeoNazi Azov membuka fakta kebohongan Presiden Ukraina Volodymir Zelensky.
Total ada 1.730 orang telah menyerah tanpa syarat kepada pasukan Rusia di Mariupol sejak 16 Mei 2022. Kelompok petempur itu menyerahkan diri bukan dievakuasi.
Dikutip Southfront.org, Kamis (19/5/2022), Deputi Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB Dmitriy Polyansky, menegaskan para petempur Ukraina di Azovstal menyerah tanpa syarat.
Mereka keluar dari komplek luas pabrik baja Azovstal yang dijadikan kubu terakhir perlawanan Ukraina di Mariupol. Dari jumlah total ada 80 orang dalam kondisi luka berat/ringan.
Menyerahnya pasukan Ukraina ini menandai kontrol penuh pasukan Rusia dan milisi Donbass atas kota pelabuhan Mariupol di tepi Laut Azov.
Kebohongan Volodymir Zelensky
Ihwal kebohongan Zelensky terkait menyerahnya tentara Ukraina dan milisi Azov bermula dari narasinya yang menyebut peran militer Ukraina, ICRC, dan PBB.
Para pejabat militer Rusia belum mengomentari narasi pertukaran militan Ukraina dan tawanan Rusia. Elite di Kiev terus mengklaim para prajuritnya akan ditukar.
Semua yang membutuhkan perawatan meis langsung dibawa ke pusat medis Republik Rakyat Donetsk di Novoazovsk dan Donetsk.
Pemimpin Republik Donetsk Denis Pushilin mengklaim lebih dari separuh militan telah meninggalkan Azovstal.
Di sisi lain, rezim Kiev terus berupaya menghadirkan narasi penyerahan diri itu sebagai operasi kemanusiaan yang dilakukan militer Ukraina.
Presiden Ukraina Vladimir Zelensky membuat rekaman video berisi pernyataannya yang menjelaskan alasan penyerahan prajurit Ukraina dan Resimen Azov.
Dalam video tersebut, Zelensky menyatakan dia ingin melindungi rakyat dan negara. Apa yang terjadi di Azovstal menurutnya langkah strategis.
“Ini bukan hari yang mudah. Tapi hari ini, seperti hari lainnya, ini tentang menjaga keamanan negara dan rakyat kita. Berkat tindakan militer Ukraina – AFU (Angkatan Bersenjata Ukraina), intelijen, tim perunding, ICRC (Komite Internasional Palang Merah) dan PBB (PBB), kami berharap dapat menyelamatkan nyawa dari orang-orang kita. Ukraina membutuhkan pahlawan Ukraina hidup-hidup. Ini adalah prinsip kami,” kata Zelensky.
Pada 18 Mei 2022, Zelensky kembali membuat pernyatan kebohongan, yang menerangkan penyerahan itu adalah misi kemanusiaan yang diawasi perwira militer dan intelijen Ukraina.
Kebohongannya cepat terungkap. PBB menyatakan tidak mengambil bagian dalam pemindahan petempur Ukraina dari pabrik metalurgi Azovstal di Mariupol.
Ini diumumkan pada Rabu (18/5/2022) di kantor Sekretaris Jenderal PBB.
“Seperti yang saya pahami, ini (evakuasi militer Ukraina) adalah hasil kesepakatan antara kedua belah pihak. Kami tidak berpartisipasi dalam hal ini,” kata juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric.
Kunjungan ICRC dan Wakil Ukraina
Pada 19 Mei, militer Rusia mengkonfirmasi perwakilan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan perwakilan Ukraina diizinkan mengunjungi militan Ukraina yang menyerah dan menilai kondisi penahanan mereka.
Delegasi itu baru datang pada 18 Mei, dua hari setelah dimulai penyerahan kelompok pertama petempur dari pabrik Azovstal pada 16 Mei 2022.
Kunjungan ICRC dan wakil Ukraina ditangani Direktorat Intelijen Utama Staf Umum Federasi Rusia. Delegasi diberi kesempatan mengunjungi dan menilai kondisi penahanan tawanan perang Ukraina.
Mereka diantar ke pusat medis Donetsk dan di kamp penahanan yang memiliki perlindungan keamanan khusus. Penahanan ini dikelola Layanan Lembaga Pemasyarakatan Federal Federasi Rusia.
Pihak Ukraina diwakili anggota parlemen atau Rada Verkhovna, Alexander Ivanovich Kovalev. Kovalev datang dari Kiev.
Pada awalnya, delegasi mengunjungi rumah sakit ke-15 di kota Donetsk, yang menampung tawanan perang yang terluka parah yang telah dibawa keluar dari Azovstal beberapa hari sebelumnya.
Tidak ada yang menyembunyikan apa pun dari para tamu. Perwakilan Ukraina dan ICRC ditunjukkan bangsal tempat yang terluka ditempatkan.
Mereka diberi kesempatan berkomunikasi langsung dengan tahanan. Kunjungan itu diikuti wartawan dari berbagai media.
“Tidak apa-apa,” kata seorang tentara Ukraina yang berstatus tawanan dalam kondisi luka. Ia menjawab pertanyaan delegasi Ukraina dan ICRC.
Setelah mengunjungi rumah sakit, delegasi melanjutkan kunjungan ke kamp militer khusus untuk tentara Ukraina yang ditawan.
Lokasinya di Yelenovka, dan semua pengelolaan menyesuaikan persyaratan Konvensi Jenewa tentang Perlakuan Tawanan Perang.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Irina Vereshchuk sebelumnya menawarkan diri tempat penampungan di kota Energodar di wilayah Zaporozhye.
Wilayah ini berada di bawah kendali Rusia. Tapi usulan ditolak karena sejumlah alasan objektif, terutama terkait keamanan.
Di kamp penahanan baru itu, semuanya diatur secara resmi mulai pemeriksaan awal dokumen dan lain sebagainya.
Berdasar kunjungan itu perwakilan Ukraina mengaku Rusia sudah mematuhi syarat perlakuan tawanan perang.
Antara lain, ruangan yang dipakai menahan tidak ada palang di jendelanya. Alexander Ivanovich mengatakan penyediaan fasilitas ini dilakukan cepat di garis depan.
Tawanan Mengaku Tak Ada Keluhan
Ia menolak mengomentari lebih jauh terkait kondisi tahanan. “Lebih baik orang itu sendiri yang mengatakannya. Mereka mengatakan mereka tidak memiliki keluhan,” katanya.
Delegasi mengunjungi tahanan baik kelompok pria maupun wanita. Mereka terlihat berbicara, memastikan tidak ada yang menyiksa, tidak ada yang mengejek mereka.
Memastikan mereka diberi makan, dirawat, dan diberikan semua yang mereka butuhkan. “Saya tahu misi ini dilakukan. Itu sangat sulit. Ada banyak upaya di semua pihak untuk mencapai kompromi,” kata Alexander Kovalev.
“Apa yang kita lihat hari ini, jelas, semua yang dijanjikan telah dilakukan. Para dokter melakukan banyak pekerjaan mengobati yang terluka pada siang hari,” imbuhnya.
Direktorat Intelijen Utama Staf Umum Federasi Rusia memiliki andil besar pada proses penyerahan diri petempur di Azovstal.
Proses akan terus berlanjut, hingga semua yang tersisa di komplek pabrik baja itu keluar dan berada di bawah pengawasan pasukan Rusia.
Jatuhnya kubu Ukraina di Azovstal mengungkapkan taktik berdarah komando militer Ukraina yang merusak moral prajuritnya.
Bagi Federasi Rusia, ini merupakan tonggak penting pada tahap perang ini. Jatuhnya Azovstal berarti kendali penuh atas Mariupol oleh mereka.(Tribunnews.com/Southfront/xna)