TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Teka-teki pengiriman rudal antikapal ke Ukraina untuk menghancurkan kapal perang Rusia akhirnya terjawab.
Denmark sebagai anggota NATO akan mengirimkan rudal dan peluncur anti-kapal Harpoon tersebut. Informasi disampaikan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Washington, Senin (23/5/2022).
Semula Ukraina menyebut AS yang akan membantu pengiriman sisteem rudal antikapal tersebut. Namun klaim itu dibantah juru bicara Pentagon, John Kirby.
Austin menjelaskan, rudal Harpoon akan dipakai untuk mempertahankan garis pantai Ukraina.
Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley mengemukakan itu setelah pertemuan virtual Grup Kontak Pertahanan Ukraina.
Panel, terdiri 47 negara yang bersedia memasok senjata ke Kiev, mengadakan pertemuan yang disebut sangat konstruktif dan mendapatkan pengertian yang lebih tajam tentang kebutuhan Ukraina.
Proposal Ukraina disampaikan Menteri Pertahanan Ukraina,, Alexey Reznikov, dan pejabat Kiev lainnya.
Selain rudal dari Denmark, Ceko menjanjikan pengiriman helikopter serang, tank, dan beberapa sistem peluncur roket (MLRS).
Kiev menurut Austrin, telah meminta pasokan baru senjata artileri jarak jauh, tank dan kendaraan lapis baja, serta drone.
Boeing A/U/RGM-84 Harpoon adalah rudal anti-kapal standar Angkatan Laut AS, dengan perkiraan jangkauan sekitar 300 kilometer.
Ia memiliki panduan radar aktif dan meluncur ke permukaan hingga mencapai target, di mana ia dapat melakukan manuver pop-up dan menyerang dari atas.
Rudal Harpoon biasanya diluncurkan dari kapal atau pesawat serang. Tapi peluncuran juga dapat dilakukan dari kendaraan di darat, yang tampaknya menjadi tujuan Denmark.
Secara umum, rudal Harpoon masuk kategori rudal anti-kapal segala cuaca, yang mula-mula dikembangkan dan diproduksi McDonnell Douglas (sekarang Boeing Defense, Space & Security).
Jenisnya antara lain AGM-84E Standoff Land Attack Missile (SLAM) dan kemudian AGM-84H/K SLAM-ER (Standoff Land Attack Missile - Expanded Response) yang merupakan varian rudal jelajah.