Harpoon biasa menggunakan radar homing aktif dan terbang tepat di atas air untuk menghindari sistem penjejak dan pertahanan udara lawan.
Varian produk Harpoon antara lain jenis yang bersayap tetap diluncurkan dari pesawat terbang (AGM-84, tanpa pendorong roket berbahan bakar padat).
Kemudian rudal kapal permukaan (RGM-84, dilengkapi pendorong roket berbahan bakar padat yang terlepas saat dikeluarkan, untuk memungkinkan turbojet utama rudal mempertahankan penerbangan.
Varian kapal selam (UGM-84, dilengkapi pendorong roket berbahan bakar padat dan dikemas dalam wadah untuk memungkinkan peluncuran di bawah air melalui tabung torpedo.
Sejarah Produksi Rudal Harpoon
Riwayat produksi rudal ini dimulai 1965 saat Angkatan Laut AS memulai studi rudal di kelas jangkauan 45 kilometer (24 nmi) untuk digunakan melawan kapal selam permukaan.
Nama Harpoon disematkan sebagai nama proyek tersebut. Tenggelamnya kapal perusak Israel Eilat pada 1967 oleh rudal anti-kapal Styx buatan Soviet mengejutkan perwira senior AL AS.
Mereka sampai saat itu tidak memperhitungkan ancaman yang ditimbulkan rudal anti-kapal. Pada 1970 proyek Harpoon dipercepat.
Rudal Harpoon pertama kali dioperasikan pada 1977. Hingga 2004, Boeing telah mengirimkan 7.000 unit sistem rudal antikapal Harpoon.
Pada perkembangannya, rudal Harpoon bisa dibawa pesawat, termasuk P-3 Orion, P-8 Poseidon, AV-8B Harrier II, F/A-18 Hornet dan Pembom B-52H.
Pengguna di luar AS termasuk India, Jepang, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Uni Emirat Arab, dan sebagian besar negara NATO.
Angkatan Udara Australia dapat menembakkan rudal seri AGM-84 dari F/A-18F Super Hornet. Pesawat AP-3C Orion, dan P-8 Poseidon, dan sebelumnya dari F-111C/Gs dan F/A-18A/B Hornet yang sudah pensiun.
Angkatan Laut Australia mengerahkan Harpoon pada kombatan permukaan utama dan di kapal selam kelas Collins.
Angkatan Udara Spanyol dan Angkatan Laut Chili juga merupakan pelanggan AGM-84D, dan mereka menempatkan rudal di kapal, dan pesawat F/A-18, F-16, dan P-3 Orion.