News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

AS Kecewa, China dan Rusia Veto Sanksi Baru Dewan Keamanan PBB untuk Korea Utara

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield (tengah), berbicara selama pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, di New York pada 11 Maret 2022. Dewan Keamanan mengadakan pertemuan tentang dugaan pembuatan senjata biologis di Ukraina atas permintaan dari Moskow. Rusia pada 10 Maret 2022 menuduh AS mendanai penelitian pengembangan senjata biologis di Ukraina, yang telah menghadapi serangan oleh puluhan ribu tentara Rusia sejak 24 Februari 2022.

TRIBUNNEWS.COM - China dan Rusia memveto resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memperkuat sanksi terhadap Korea Utara atas serangkaian uji coba rudalnya tahun ini.

Dilansir Al Jazeera, ini merupakan pertama kalinya suara Dewan Keamanan PBB terpecah sejak mulai memberikan sanksi terhadap Korea Utara pada 2006.

Diketahui, sebuah resolusi PBB membutuhkan sembilan suara "ya" dan tanpa adanya veto oleh anggota tetap yakni Rusia, China, Prancis, Inggris, atau Amerika Serikat.

Sebanyak 13 anggota lainnya mendukung resolusi yang dirancang Amerika Serikat (AS) tersebut dan mengusulkan pelarangan ekspor tembakau serta minyak ke Korut.

Usulan lain yakni memasukkan grup Lazarus, hacker yang diduga terkait dengan Korea Utara ke dalam daftar hitam.

NEW YORK, NEW YORK - 05 MEI: Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dewan Keamanan menghadiri pertemuan tentang situasi yang sedang berlangsung di Ukraina pada 05 Mei 2022 di New York City. António Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, telah menekankan perlunya mengakhiri perang di Ukraina dan untuk memulihkan produksi pertanian Ukraina serta produksi pangan dan pupuk Rusia sebelum negara-negara menghadapi krisis pangan yang parah. (Spencer Platt/Getty Images/AFP)

Baca juga: Korea Utara Luncurkan Tiga Rudal dalam Waktu Kurang dari Satu Jam setelah Biden Tinggalkan Asia

Baca juga: PBB Puji Indonesia Soal Penanganan Pandemi, KSP: Kita di Jalur yang Tepat

Dewan Keamanan PBB memberlakukan sanksi setelah ledakan uji coba nuklir pertama Korea Utara pada  2006.

Selama 16 tahun terakhir, Dewan Keamanan PBB selalu memiliki suara yang bulat untuk meningkatkan sanksi terhadap Korea Utara.

Sanksi yang diberikan bertujuan untuk memotong dana bagi program senjata nuklir dan rudal balistik negara tertutup tersebut.

Tahun ini, Korea Utara telah melakukan total 23 kali peluncuran rudal, tiga diantaranya dalam waktu kurang dari satu jam pada Rabu pagi.

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield menggambarkan pemungutan suara itu sebagai hari yang mengecewakan.

“Dunia menghadapi bahaya yang nyata dan sekarang dari DPRK (Korea Utara),” katanya kepada dewan, menggunakan nama resmi negara itu, Republik Rakyat Demokratik Korea.

“Pengekangan dan keheningan dewan tidak menghilangkan atau bahkan mengurangi ancaman. Jika ada, DPRK telah berani.”

Menurut Washington, kata  Linda, Korea Utara telah melakukan enam peluncuran ICBM tahun ini dan secara aktif bersiap untuk melakukan uji coba nuklir.

Utusan Inggris, Prancis, dan Korea Selatan menyuarakan ketakutan yang sama.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini