Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BERN – Rencana pengiriman 20 kendaraan tempur lapis baja Piranha III, yang dilakukan Denmark untuk membantu militer Ukraina ditentang keras oleh pemerintah Swiss.
Dilansir dari Reuters, tank yang akan disumbangkan Denmark tersebut merupakan kendaraan tempur buatan Swiss.
Hal inilah yang memicu kemarahan Swiss lantaran keputusan Denmark telah melanggar perjanjian, dimana sebelum melangsungkan jual beli, Denmark telah berkomitmen untuk tidak mengekspor kembali senjata buatan Swiss ke negara lain tanpa persetujuan Bern.
Baca juga: AS Berencana Menjual Drone yang Dipersenjatai Rudal Hellfire ke Ukraina
Pelarangan tersebut juga sejalan dengan keputusan Swiss yang memberlakukan kebijakan netralitas terhadap konflik Rusia dan Ukraina.
Sekretariat negara untuk urusan ekonomi Swiss (SECO) menjelaskan bahwa netralitas yang diadopsi negaranya membuat Bern tidak diizinkan untuk menyediakan senjata di zona konflik.
“Swiss yang netral mengharuskan negara asing yang membeli senjata Swiss untuk meminta izin untuk mengekspor kembali," jelas SECO.
Sikap netralitas yang diadopsi Swiss diketahui sudah dilakukan sejak zaman perang dunia ke II tepatnya pada abad ke-20, sikap inilah yang membuat Swiss tidak pernah diserang oleh negara manapun.
Meski netralitas Swiss menghadapi ujian terbesar dalam beberapa dasawarsa namun hal tersebut tak menggoyahkan sikap netral Swiss.
Baca juga: Tak Percaya Janji Zelensky dan Biden, Kremlin Curiga Ukraina Bakal Serang Rusia Pakai Roket dari AS
Bahkan berkat kenetralan tersebut, membuat satuan medis dunia menganggap Swiss jadi tempat paling aman hingga mereka mendirikan pusat palang merah global di kota Jenewa pada tahun 1864.
Sebelum memveto Denmark, pada awal bulan lalu SECO diketahui telah lebih dulu menolak keputusan Jerman dan Polandia mengekspor ulang amunisi buatan Bern untuk membantu memperkuat militer Ukraina dalam menahan invasi Rusia.