News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Setujui Permintaan Ankara, PBB Resmi Gunakan Nama Türkiye Gantikan Turkey

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membuat pernyataan saat konferensi pers menyusul rapat kabinet di Kompleks Kepresidenan di Ankara, Turki pada 26 April 2021

TRIBUNNEWS.COM - PBB resmi mengubah nama negara Republik Turki di organisasi dari Turkey (dalam ejaan Inggris) menjadi Türkiye, sesuai permintaan Ankara.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu telah mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal Antonio Guterres terkait perubahan nama ini.

Dilansir Al Jazeera, dalam suratnya, PBB diminta untuk menggunakan nama Türkiye untuk semua urusan. 

Juru bicara mengatakan, perubahan nama negara ini berlaku efektif sejak surat diterima.

Presiden Turki dan pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) Recep Tayyip Erdogan berpidato pada pertemuan kelompok partainya di Majelis Besar Nasional Turki di Ankara, pada 28 Oktober 2020. (Adem ALTAN / AFP)

Baca juga: 13 Tahun Menjanda, Cici Paramida Akui Dekat dengan Pria Turki, Singgung Rencana Pernikahan?

Baca juga: Erdogan Bahas Rencana Serangan Turki ke Suriah dengan Putin

Menlu Cavusoglu mengumumkan pengajuan resmi surat tersebut kepada PBB dan organisasi internasional lainnya pada Selasa.

"Kami telah memungkinkan PBB dan organisasi internasional lainnya, negara-negara untuk melihat perubahan ini menggunakan 'Türkiye'," kata Cavusoglu kepada Anadolu Agency.

Turki memulai proses perubahan nama resminya yang diakui secara internasional menjadi Türkiye sejak Desember tahun lalu.

Ini terjadi setelah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan merilis memorandum dan meminta publik untuk menggunakan Türkiye ketika menggambarkan negara itu dalam setiap bahasa.

"Türkiye diterima sebagai merek payung untuk negara kita di tempat-tempat nasional dan internasional," kata Erdogan saat itu.

"Türkiye adalah representasi dan ekspresi terbaik dari budaya, peradaban, dan nilai-nilai rakyat Turki."

Erdogan juga menyarankan perusahaan untuk menggunakan label "made in Türkiye" untuk barang ekspor dan menginstruksikan lembaga negara menggunakan Türkiye dalam korespondensinya.

BBC melaporkan, masyarakat Turki sebenarnya mengenal negara mereka sebagai Türkiye. 

Namun nama Turkey dalam Bahasa Inggris dikenal secara luas, tidak terkecuali di dalam negeri.

Media dalam negeri, TRT, mengungkap salah satu alasan perubahan nama ini yakni karena Turkey diasosiasikan dengan bahasa Inggris kalkun, jenis burung yang jadi santapan tradisional saat Natal, Tahun Baru, atau Thanksgiving.

Dalam kamus Bahasa Inggris Cambridge, Turkey juga memiliki salah satu arti sebagai "sesuatu yang gagal dengan buruk" atau "orang yang bodoh atau konyol".

Sebagai bagian dari re-branding, "Made in Türkiye" akan ditampilkan pada semua produk yang diekspor dan pada bulan Januari kampanye pariwisata diluncurkan dengan slogan "Hello Türkiye".

Sejatinya ini bukan hal yang baru bagi suatu negara mengubah nama resminya.

NEW YORK, NEW YORK - 05 MEI: Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dewan Keamanan menghadiri pertemuan tentang situasi yang sedang berlangsung di Ukraina pada 05 Mei 2022 di New York City. António Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, telah menekankan perlunya mengakhiri perang di Ukraina dan untuk memulihkan produksi pertanian Ukraina serta produksi pangan dan pupuk Rusia sebelum negara-negara menghadapi krisis pangan yang parah. (Spencer Platt/Getty Images/AFP)

Baca juga: Turki Ubah Nama Negara Menjadi Turkiye dan Akan Segera Didaftarkan ke PBB

Baca juga: Turki Tegaskan Syarat Ini jika Finlandia-Swedia Ingin Diterima Gabung NATO

Pada 2020 lalu, Belanda berhenti menggunakan 'Holland' dalam langkah rebranding.

Sebelum itu, Makedonia berganti nama menjadi Makedonia Utara (North Macedonia) karena perselisihan politik dengan Yunani.

Lalu negara Swaziland menjadi e-Swatini pada tahun 2018.

Lebih jauh ke belakang dalam sejarah, Iran dulu disebut Persia, Siam sekarang Thailand, dan Rhodesia diubah menjadi Zimbabwe.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini