TRIBUNNEWS.COM, KYIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui bahwa Rusia telah menguasai wilayahnya sekitar 20 persen.
Seperlima wilayah Ukraina berada di bawah kendali Rusia, kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat berbicara dengan anggota parlemen Luksemburg pada Kamis (2/6/2022).
Dikatakan Zelensky, wilayah Ukraina seluas 125.000 kilometer persegi atau jauh lebih besar daripada gabungan semua negara Benelux, kini dikuasai penjajah.
"Hingga hari ini, sekitar 20 persen wilayah kita dikuasai penjajah, hampir 125 ribu kilometer persegi," kata Zelensky sebagaimana dikutip CNN.
"Ini jauh lebih besar daripada wilayah gabungan semua negara Benelux," lanjutnya, dalam hal ini Benelux atau Uni Benelux adalah serikat politik-ekonomi dan kerjasama antar pemerintah tiga negara monarki termasuk Belanda, Belgia, dan Luksemburg.
Zelensky juga mengatakan pertempuran berlanjut di sepanjang garis depan yang membentang lebih dari lebih dari seribu kilometer di sepanjang wilayah Kharkiv hingga Mykolaiv di selatan negara itu.
Dia menambahkan wilayah Donbas benar-benar hancur, dan menyebut kawasan itu pernah menjadi salah satu pusat industri paling kuat di Eropa.
Lebih lanjut, Zelensky mengklaim bahwa lebih dari 30.000 tentara Rusia telah tewas sejak perang dimulai lebih dari tiga bulan lalu.
"Itu lebih besar dari korban tewas Uni Soviet dalam 10 tahun perang di Afghanistan, lebih besar dari korban tewas Rusia dalam dua perang Chechnya," menurut Zelensky.
Dalam sambutannya kepada anggota parlemen, Zelensky mendesak sanksi tambahan terhadap Rusia, meminta lebih banyak senjata untuk mendukung perjuangan Ukraina di garis depan.
Dia juga mengundang Perdana Menteri Luksemburg Xavier Bettel untuk mengunjungi Kyiv dan meminta para deputi mendukung ambisi Ukraina bergabung dengan Uni Eropa.
Baca juga: 100 Hari Invasi Rusia ke Ukraina, Zelensky: Kemenangan akan Jadi Milik Kita
Zelensky berbicara di depan kamar pada hari ke-99 invasi skala penuh Rusia ke Ukraina.
Sejak Februari, orang nomor satu di Ukraina itu telah berpidato di lusinan majelis dan lembaga parlemen di seluruh dunia, mengumpulkan dukungan untuk Ukraina.
Zelensky Klaim Pasukannya Telah Berhasil di Severodonetsk
Zelenksy mengatakan pasukan Ukraina telah menahan serangan Rusia di sekitar kota Severodonetsk di wilayah timur Donbas.
"Kami memiliki beberapa keberhasilan dalam pertempuran di Severodonetsk. Tapi terlalu dini untuk mengatakannya," kata Zelensky.
"Ini adalah hal tersulit di sana sekarang. Seperti di kota-kota dan komunitas terdekat, Lysychansk, Bakhmut dan kota-kota lain di mana ada serangan yang begitu kuat oleh Rusia," katanya dalam pesan video hariannya.
Baca juga: AS Sempat Khawatir Ukraina akan Serang Wilayah Rusia, Kini Beri Bantuan Sistem Roket Canggih
Laporan dari hari Kamis mengatakan bahwa pertempuran jalanan berlanjut di Severodonetsk.
"Tentara Rusia menggunakan semua kemampuan bersenjatanya dan tidak menghitung orang sama sekali," jelasnya.
"Sangat sinis bahwa dalam serangan baris pertama, penjajah sangat sering menggunakan orang-orang yang direkrut menjadi tentara mereka di wilayah Donetsk yang sebelumnya diduduki. dan wilayah Luhansk," kata Zelensky, merujuk pada milisi yang disebut Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk.
"Semakin lama perang berlangsung, semakin keji, memalukan, dan sinis yang akan ditulis Rusia selamanya dalam sejarahnya," katanya.
Zelensky juga membahas roket dan amunisi baru yang akan dikirim Amerika Serikat (AS) ke Ukraina.
Baca juga: Mengenal Kecanggihan HIMARS, Roket AS yang Dikirim ke Ukraina
Sistem rudal HIMARS modern sedang dikirim ke Ukraina.
Senjata itu akan sangat membantu Ukraina melawan serangan Rusia.
"Amerika Serikat telah mengkonfirmasi bahwa sistem rudal api HIMARS modern sedang dikirim ke negara kita," kata Zelensky.
"Senjata-senjata ini akan sangat membantu menyelamatkan nyawa rakyat kita dan melindungi tanah kita."
Dia berterima kasih kepada Presiden AS Joe Biden dan sekutunya atas dukungan yang diberikan kepada Ukraina.
"Saya berterima kasih kepada Presiden Biden, semua teman Amerika kita, dan rakyat. Amerika Serikat atas dukungan mereka," tambahnya.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Rica Agustina)