Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Sebuah organisasi nirlaba internasional yang berbasis di AS, United Against Nuclear Iran (UANI) menyebut bahwa Iran dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan impor energinya dari Rusia dengan mengangkut jutaan ton minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan pasar global.
Transaksi ini diketahui setelah UANI melakukan penyelidikan terhadap 'kapal hantu' milik Iran. Dilansir dari Daily Mail, 'armada hantu' merupakan kapal kargo ilegal dari pasar gelap Teheran.
Dalam menjalankan pengiriman minyak tersebut, UANI mengungkap bahwa 'armada hantu' Iran menggunakan serangkaian teknik untuk menghindari sanksi saat berlayar di perairan internasional, diantaranya menggunakan teknik spoofing atau manipulasi GPS.
Baca juga: Kazakhstan Ganti Nama Produk Minyaknya Demi Menghindari Risiko Sanksi Barat
Dengan teknik ini mereka dapat memalsukan lokasi kapal pada transponder GPS sehingga posisi kapal tampak berada di tempat lain, dengan begitu mereka dapat berlabuh di area terlarang untuk melakukan bongkar muat tanpa terdeteksi.
Tak hanya itu saja, umumnya 'armada hantu' juga menggunakan teknik flag hopping atau pemalsuan identitas, yaitu dengan cara menggunakan bendera negara yang berbeda serta melampirkan dokumen palsu dengan tujuan untuk mengecoh pihak berwenang.
Dengan cara ini Iran dapat mengakut impor minyak Rusia dengan mudah meski di tengah adanya sanksi embargo energi yang dilayangkan AS dan Uni Eropa.
"Rusia Putin telah mengambil daun dari buku pedoman Iran dengan mempekerjakan armada hantu milik ulama Syi'ah Ayatollah, untuk mengangkut minyak ke seluruh dunia,” ujar Sir Ivor Roberts, seorang penasihat UANI.
Cara seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Iran, menurut The Mail on Sunday tahun lalu Iran juga telah menggunakan taktik serupa untuk menghindari sanksi perdagangan internasional terhadap negara Timur Tengah.
Baca juga: Uni Eropa Sepakat Anggarkan Dana 321 Miliar Dolar AS Untuk Gantikan Impor Minyak Rusia
Demi mencegah terulangnya kegiatan transaksi ilegal ini, UANI kini tengah mendesak Barat untuk mempercepat pembentukan tim 'penghancur hantu' dengan tujuan untuk menindak kapal-kapal yang diduga membantu Vladimir Putin membiayai mesin perangnya.
Mengingat saat ini sudah ada lima 'armada hantu' Iran yang telah teridentifikasi UANI mengangkut minyak dari Rusia menuju China dan India.