TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan serangan balik untuk merebut kembali Kota Severodonetsk akan berisiko besar.
Ia menilai akan membutuhkan biaya peralatan dan pasukan yang besar jika kota di Ukraina timur itu sampai jatuh ke tangan Rusia.
Zelensky membuat pernyataan ini pada Senin (6/6/2022) ketika pasukan Rusia tampaknya akan segera merebut kota tersebut, lapor media lokal Ukrayinska Pravda.
Diketahui, pasukan Rusia membuat sejumlah kemajuan di wilayah Luhansk di timur Ukraina setelah gagal merebut kota-kota di sekitar Kyiv.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, berusaha menguasai Luhansk dan Donetsk atau yang dikenal secara kolektif bernama Donbas.
Baca juga: Putin Setuju Keluarga Garda Nasional Rusia yang Tewas di Ukraina Dapat Santunan Rp 1,184 Miliar
Baca juga: Ilmuwan Rusia Sebut Vladimir Putin Tak Akan Sungkan Gunakan Nuklir yang Bisa Memicu Perang Dunia III
Di wilayah ini, terdapat kelompok separatis yang didukung Kremlin dan telah mendeklarasikan diri.
Pada Senin lalu, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan di Facebook bahwa pasukannya mempertahankan kendali atas Severodonetsk.
Namun Kepala Administrasi Militer Luhansk, Serhiy Haidai, di hari yang sama mengatakan di Telegram bahwa situasi di Severodonetsk "agak memburuk".
Dia mengatakan pasukan Ukraina memegang posisi di zona industri setelah merebut kembali separuh kota.
Ketika ditanya apakah pasukan Ukraina harus mundur dari Severodonetsk, Zelensky mengatakan bahwa serangan balik untuk merebut kembali kota itu mahal harganya.
Ia menyebut upaya tersebut akan membutuhkan peralatan dan pasukan lima kali lebih banyak.
"Jika Anda pergi ke posisi yang lebih baik, akan sangat mahal bagi Anda untuk kembali, dalam hal jumlah orang yang terbunuh, jumlah kerugian," kata Zelensky, menurut laporan Ukrayinska Pravda, dikutip dari Newsweek.
"Jika kita memutuskan untuk menyerang nanti, kita akan kehilangan lebih banyak lagi," imbuhnya.
Zelensky mengatakan, pasukan Ukraina menahan Severodonetsk dan kedua pendekatan itu memiliki risiko masing-masing.
Keputusan akan dibuat berdasarkan perkembangan di masa depan, katanya.
Pekan lalu, Kementerian Pertahanan Inggris menyimpulkan bahwa Rusia mencapai keberhasilan taktis di Donbas dan diprediksi bisa menguasai Luhansk secara penuh pada akhir bulan ini.
Pertempuran Sengit di Jalanan
Presiden Zelensky melaporkan bahwa pasukannya terlibat dalam pertempuran jalanan yang sengit dengan tentara Rusia di Kota Severodonetsk.
Kota industri di Oblast Luhansk, Ukraina ini menjadi sasaran utama serangan Rusia di Donbas (Luhansk dan Donetsk).
"Di kota, pertempuran jalanan yang sengit terus berlanjut," kata Presiden Ukraina dalam pidato video malamnya, Senin (6/6/2022).
"Jumlah mereka melebihi kita, mereka lebih kuat," kata Zelensky kepada wartawan, lapor Reuters.
Tetapi, kata dia, pasukan Ukraina memiliki "setiap kesempatan" untuk melawan.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan, Rusia juga mengerahkan pasukan dan peralatan ke dalam upayanya untuk merebut kota terbesar yang masih dikuasai Ukraina di Luhansk itu.
Dalam pembaruan malamnya, militer Ukraina mengatakan dua warga sipil tewas dalam serangan Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk pada Senin dan pasukan Rusia telah menembaki lebih dari 20 komunitas.
Baca juga: Zelensky: 2.500 Tahanan dari Pabrik Azovstal Mariupol Ditahan di Donetsk dan Luhansk
Baca juga: Moskow Tantang Lawan Pasokan Senjata Jarak Jauh Barat Dengan Pendudukan Ukraina Lebih ke Dalam
Rusia mengatakan sedang dalam misi untuk membebaskan Donbas, wilayah yang sebagian dipegang oleh proksi separatis Moskow sejak 2014.
Kementerian Pertahanan Ukraina juga melaporkan pada Senin bahwa pasukan Rusia juga maju menuju Sloviansk, yang terletak sekitar 85 km di sebelah barat Sievierodonetsk.
"Garis depan terus-menerus diserang," kata Gubernur Regional Donetsk, Pavlo Kyrylenko, kepada televisi Ukraina.
"Musuh juga menembaki dekat Lyman dengan tujuan menghancurkan posisi pertahanan kita dan maju ke Sloviansk dan Kramatorsk. Ada juga penembakan di Svyatohirsk dengan tujuan yang sama."
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)