Rusia Klaim Rebut Dua Desa Lagi di Ukraina Timur, Kota Industri Kurakhove Segera Jatuh ke Moskow
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Rabu mengklaim telah merebut dua pemukiman baru di wilayah Donetsk di Ukraina timur.
Jatuhnya dua desa dari kendali Ukraina ini menjadi lokasi terbaru dalam serangkaian penaklukan oleh pasukan Moskow.
Baca juga: Rusia Bayar Korea Utara Pakai Satu Juta Barel Minyak untuk Senjata dan Pasukan Lawan Ukraina
Kementerian Rusia tersebut mengatakan dalam pengarahan harian kalau pasukannya telah "membebaskan" Stari Terny dan Trudove, tulis laporan AFP, Rabu (18/12/2024).
"Sebagai informasi, keduanya terletak di dekat kota industri Kurakhove, yang tampaknya akan segera direbut Rusia," tambah laporan itu dikutip dari Anews.
Pasukan Moskow telah mengalami kemajuan di Ukraina timur selama berbulan-bulan, menekan keunggulannya melawan tentara Ukraina yang kewalahan dan kalah senjata.
Kurakhove adalah kota industri strategis di tepi waduk yang coba dikepung pasukan Moskow.
Stari Terny terletak di tepi barat laut waduk dan Trudove terletak sekitar 10 kilometer (6 mil) selatan Kurakhove .
Kepala Angkatan Darat Ukraina Oleksandr Syrsky mengatakan pada Selasa bahwa "situasi paling sulit" saat ini terjadi di sekitar Kurakhove dan pusat pasokan Pokrovsk di utara wilayah Donetsk.
Gubernur wilayah Donetsk, Vadym Filashkin, mengatakan pada hari Rabu bahwa serangan Rusia telah merusak "banyak gedung bertingkat dan rumah-rumah pribadi" di wilayah Kurakhove dan sekitarnya.
Sembunyikan Keberadaan Pasukan Korea Utara
Rusia menyembunyikan keberadaan pasukan Korea Utara yang terlibat dalam operasi tempur di wilayah Kursk, demikian laporan Institut Studi Perang (ISW).
Kerahasiaan ini bertujuan untuk menutupi kekurangan personel yang melanda tentara Rusia di tengah perang yang sedang berlangsung dengan Ukraina.
Menurut ISW, Departemen Pertahanan AS mengonfirmasi pada tanggal 16 Desember bahwa tentara Korea Utara telah tewas selama pertempuran di wilayah Kursk.
Meskipun demikian, Moskow menahan diri untuk tidak mengakui keterlibatan mereka secara terbuka, kemungkinan untuk menghindari reaksi politik dan mempertahankan kesan bahwa militernya mampu berdiri sendiri.