Kaleidoskop 2024 Perang Israel-Hamas: Momen-momen Paling Menonjol Hingga Iran-Hizbullah Terlibat
TRIBUNNEWS.COM - Sudah lebih dari setahun sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel.
Setelah serangan bertajuk Banjir Al-Aqsa itu, bulan-bulan berikutnya di tanah Palestina berhias perang di Gaza yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan berisiko meningkat di tempat lain di Timur Tengah.
Baca juga: Jelang Gencatan Senjata Gaza, Al-Qassam: Kami Ledakkan Rumah dengan 11 Tentara Israel di Dalam
Mengutip dari berbagai sumber, dalam berita ini, Tribunnews mengulas beberapa momen paling menonjol dari konflik Hamas-Israel tersebut.
Setelah berbulan-bulan konflik dan puluhan ribu kematian, pertempuran terus berlanjut antara Israel dan Hamas.
Berlarutnya perang ini beriring risiko yang terus berlanjut bahwa Timur Tengah dapat terjerumus ke dalam perang besar yang lebih luas melibatkan multi-negara dan kelompok.
Ulasan berikut mencoba me-review kembali, apa yang telah terjadi sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Konflik yang baru terjadi selama lebih dari setahun dan telah menyaksikan eskalasi antara Israel dan Iran serta konflik terbuka dengan Hizbullah di Lebanon.
Berikut ini bukanlah kronologi yang lengkap, tetapi bertujuan untuk menangkap beberapa momen paling menonjol dalam konflik yang menghancurkan tersebut:
Serangan Hamas dan Balasan Israel
Pada tanggal 7 Oktober, gerakan pembebasan Palestina, Hamas melancarkan serangan ke Israel selatan, mengamuk di tengah masyarakat dan menewaskan 1.200 orang.
Menurut penghitungan Israel, sekitar 250 orang dibawa kembali ke Gaza, tempat mereka ditawan.
Status para sandera menjadi isu utama konflik yang kembali terjadi.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel sedang berperang dan memerintahkan serangan udara di Gaza, bersamaan dengan pengepungan total wilayah yang berpenduduk padat di wilayah kantung (envelope) Palestina tersebut.
Serangan Darat Israel ke Gaza
Pada tanggal 13 Oktober, Israel memberi tahu penduduk Kota Gaza, tempat tinggal lebih dari satu juta orang, untuk mengungsi dan pindah ke selatan.