News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ini Dia Wanita AS Pentolan Batalyon Khusus ISIS di Raqqa Suriah

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wanita asal Virginia, Allison Fluke Ekren ini pernah memimpin batalyon khusus perempuan ISIS di Kota Raqqa, Suriah. Ia mengaku bersalah pada pengadilan federal Virginia Timur.

TRIBUNNEWS.COM, KANSAS – Seorang perempuan Amerika Serikat, Allison Fluke-Ekren, mengaku bersalah atas tuduhan terorisme.

Fluke-Ekren berasal dari Kota Kansas. Di puncak kekusaan ISIS di Irak dan Suriah, Allison memimpin batalyon khusus perempuan ISIS di Raqqa, Suriah.

Fluke-Ekren mengaku bersalah pada persidangan Selasa (7/6/2022). Perempuan berusia 42 tahun itu melatih lebih dari 100 wanita dan anak perempuan di Suriah.

Beberapa di antaranya masih berumur 10 tahun, saat pelatihan militer atas nama kekhalifahan Islam digelar di Suriah.

Dakwaan yang dibacakan jaksa federal di Pengadilan Virginia menyebutkan, Fluke-Ekren meninggalkan AS pada 2008.

Ia menyusul suami keduanya, Volkan Ekren ke Mesir bersama keempat anaknya sebelum pindah ke Libya.

Baca juga: Putrinya Dibawa Kabur Menantu ke Suriah Jadi Anggota ISIS, Warjinem: Pak Jokowi, Pulangkan Anakku

Baca juga: 9 Fakta DI Diajak Suami Gabung ISIS: Dibawa Kabur saat Hamil Tua hingga Nelangsa di Suriah

Di sana, Fluke-Ekren menganalisis dan merangkum dokumen pemerintah AS yang dicuri suaminya sesudah serangan teroris yang menargetkan kompleks misi khusus AS di LIbya.

Pada tahun-tahun berikutnya, dia bepergian Bersama suaminya ke Turki, Suriah dan Irak, dan akhirnya memimpin pusat wanita di Raqqa atas nama ISIS.

Dia menyediakan layanan medis, penitipan anak, dan layanan pendidikan tentang ajaran ISIS, menurut pihak berwenang.

Pada 2017, Fluke-Ekren ditugaskan untuk memimpin batalyon militer ISIS yang semuanya perempuan yang dikenal sebagai Khatiba Nusaybah.

Dokumen Departemen Kehakiman menyatakan, ia melatih wanita dan anak perempuan menggunakan senapan serbu AK-47, granat, dan sabuk bunuh diri.

Selain pelatihan senjata, batalyon memberikan Latihan seni bela diri, pelatihan medis, kursus mengemudi VBIED, kelas agama ISIS, dan cara mengemas dan menyiapkan tas berisi senapan dan perlengkapan militer lainnya.

Dakwaan pidana terhadap Fluke-Ekren diajukan di bawah segel pada 2019 tetapi tidak dipublikasikan sampai dia dibawa kembali ke AS untuk menghadapi dakwaan pada Januari 2022.

Fluke-Ekren menghadapi ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara atas dakwaan-dakwaan ini.

Sebuah memo penahanan yang diajukan Asisten Pertama Jaksa AS Raj Parekh mengungkap bagaimana perempuan itu melatih anak-anak menggunakan senapan serbu.

Jaksa juga menyatakan Fluke-Ekren ingin merekrut orang untuk menyerang kampus perguruan tinggi di AS dan merencanakan serangan teroris ke pusat perbelanjaan.

Dia mengatakan kepada seorang saksi dia menganggap setiap serangan yang tidak membunuh sejumlah besar individu sebagai pemborosan sumber daya.

Perekrut Ratusan Petempur Asing

Perkembangan lain di AS terkait terorisme global, seorang pria Brooklyn yang menjadi anggota tingkat tinggi ISIS dijatuhi hukuman di AS.

Ia dinyatakan terbukti mendukung organisasi teroris lewat cara merekrut anggota, mendorong propaganda dan menyelundupkan senjata ke Suriah.

Mirsad Kandic (40), dinyatakan bersalah atas konspirasi dan memberikan dukungan material kepada ISIS pada setelah persidangan tiga minggu di pengadilan federal Brooklyn, Selasa (7/5/2022).

Dia menghadapi hukuman penjara seumur hidup. Kandic bertanggung jawab merekrut ribuan orang barat untuk berperang di Suriah dan Timur Tengah.

Termasuk remaja Australia dan pelaku bom bunuh diri Jake Bilardi, yang serangannya menewaskan lebih dari 30 tentara Irak dan seorang polisi di Ramadi, Irak, pada 11 Maret 2015.

Kandic meninggalkan Brooklyn pada 2013, menyelinap ke Suriah dan bergabung dengan ISIS. Perjalanannya ke Timur Tengah telah digagalkan dua kali sebelumnya pada awal 2012.

Jaksa mengatakan Kandic pertama kali mulai bertempur di darat menggunakan AK-47 dan senapan mesin PK di kubu ISIS di pinggiran Aleppo.

Kandic melakukan perjalanan dari Brooklyn ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS pada 2013. Dia kemudian pindah ke Turki, membantu menyelundupkan pejuang dan senjata asing ke Suriah dan memimpin media ISIS di sana.

Termasuk menjalankan lebih dari 120 akun Twitter dengan tujuan menarik anggota baru dan menyebarkan propaganda mengerikan.

Kandic juga memberikan pengetahuan intelijen medan perang dan peta kepada komandan dan pejuang kelompok teror.

Dia membantu menggali terowongan di bawah perbatasan Turki-Suriah yang memindahkan hampir 1.000 pejuang.

Dia juga mengelola uang untuk pejuang ISIS dan menyelundupkan senjata ke Suriah. Kandic ditangkap di Bosnia pada 2017, lalu diekstradisi ke AS pada November tahun itu.

"Kandic adalah anggota tingkat tinggi ISIS yang merekrut fanatik yang tak terhitung jumlahnya, membantu mereka melakukan perjalanan ke Suriah dan wilayah lain untuk menjadi pejuang ISIS," kata Jaksa Brooklyn AS Breon Peace.

Selain mengobarkan garis depan tentara ISIS, terdakwa membantu kelompok ekstremis dalam banyak cara kekerasan lainnya.

“Termasuk menyediakan senjata dan menyebarkan propagandanya ke seluruh dunia, untuk melanjutkan kampanye teroris berdarah dan brutalnya,” kata jaksa.(Tribunnews.com/NewYorkPost/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini