TRIBUNNEWS.COM - Meningkatnya penggunaan pesawat nirawak atau drone mendorong Ukraina dan Rusia untuk meningkatkan produksi masing-masing, sehingga memicu persaingan ketat di antara keduanya.
Saat ini, Kyiv tampaknya unggul.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan minggu ini bahwa perusahaan pertahanan negara Ukraina dapat memproduksi 4 juta drone setiap tahunnya, mengutip Business Insider.
Berbicara di Forum Industri Pertahanan Internasional kedua di Kyiv, Zelensky mengatakan bahwa Ukraina telah membuat kontrak untuk memproduksi 1,5 juta sistem tanpa awak.
Ia tidak menyebutkan jenis drone yang dimaksud.
Sementara itu, bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow bermaksud untuk meningkatkan produksi drone sepuluh kali lipat menjadi sekitar 1,4 juta per tahun.
Angka itu jauh lebih sedikit dibandingkan dengan negara tetangganya.
Penggunaan drone telah mendominasi medan perang di Ukraina.
Kedua belah pihak sama-sama menggunakannya untuk keperluan pertempuran dan pengumpulan intelijen.
Meskipun drone militer yang lebih tradisional masih digunakan, drone dengan pandangan orang pertama (FPV) lebih populer.
Drone FPV terbukti menjadi cara yang murah dan efektif untuk melakukan serangan presisi terhadap pasukan dan kendaraan.
Baca juga: Pasukan Khusus Rusia Mulai Gunakan Drone Canggih FPV Vampir di Ukraina, Bisa Terabas Medan Hutan
Permintaan akan lebih banyak sistem tanpa awak telah mendorong Ukraina dan Rusia untuk meningkatkan produksi drone domestik mereka agar dapat memenuhi kebutuhan medan perang.
Ukraina telah menetapkan target produksi yang ambisius, terutama untuk pesawat nirawak FPV.
Namun, para pejabat mengatakan bahwa mereka akan melampaui target tersebut.