Qatar dan Kuwait jadi negara pertama yang memanggil Dubes India.
Keduanya menyambut baik keputusan hukuman pada keduanya, serta memperingatkan konsekuensi atas kejadian itu.
Dubes India di Qatar dan Kuwait lantas merilis pernyataan bahwa komentar terkait Nabi Muhammad dan Islam dibuat oleh "elemen pinggiran" dan bukan pernyataan resmi pemerintah India.
Merespon hal itu, Qatar menuntut permintaan maaf terbuka dari pemerintah India.
Sementara Kuwait mengingatkan jika orang yang membikin pernyataan tak dihukum, India bakal meihat peningkatan ekstrimisme dan kebencian.
Di sisi lain, Iran, Arab Saudi dan Organisasi Kerjasama Islam turut melancarkan protes serupa.
Seruan boikot produk India menggema di negara-negara Timur Tengah.
Masjid Al-Azhar Mesir, pusat belajar umat muslim yang terkemuka, menggambarkan pernyataan Sharma dan Kumar sebagai terorisme nyata (yang) dapat menjerumuskan seluruh dunia ke dalam krisis parah dan perang mematikan.
Sementara dari sisi seberang, negara tetangga seperti Pakistan, Afghanistan dan Indonesia tak luput melemparkan kecaman keras.
Kabul mengungkap bahwa pemerintah India seharusnya tidak membiarkan "fanatik seperti itu menghina Islam dan memprovokasi perasaan umat Islam."
Adapun Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan telah memanggil Dubes India untuk Indonesia.
“Indonesia mengutuk keras pernyataan yang merendahkan Nabi Muhammad SAW oleh dua orang politisi India,” kata Kemlu via Twitter, Senin (6/6).
“Pesan ini telah disampaikan kepada Duta Besar India di Jakarta,” lanjut cuitan tersebut.
Ketegangan umat Islam-Hindu di India meningkat dalam beberapa waktu terakhir selepas beberapa umat Hindu mendatangi pengadilan untuk meminta izin berdoa di masjid yang telah dibangun sejak Abad ke-17.
Masjid itu, klaim mereka, dibangun dengan menghancurkan kuil. Kritikus menganggap peningkatan tensi konflik antarumat beragama diperngaruhi oleh pembawa acara di televisi yang memandu debat dengan buruk.
Sumber: VOA/Kompas.TV/Tribunnews.com