TRIBUNNEWS.COM -- Rencana Ukraina untuk menjadi anggota Uni Eropa mendapatkan titik terang.
Negara yang saat ini sedang diduduki oleh Rusia tersebut bakalan mendapat rekomendasi diberikan status kandidat untuk bergabung dengan blok tersebut.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen menyatakan Eksekutif UE minggu depan akan membuat rekomendasi tentang apakah Ukraina harus diberikan status kandidat untuk bergabung dengan blok tersebut.
Rekomendasi semacam itu akan menjadi langkah awal dalam perjalanan panjang menuju keanggotaan penuh, dan Ukraina akan membutuhkan dukungan dari 27 pemerintah Uni Eropa sebelum status kandidat diberikan.
Baca juga: Serangan Artileri Ukraina Tewaskan Ratusan Tentara Bayaran Rusia
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, telah mendorong penerimaan cepat ke UE untuk memberi negara itu lebih banyak keamanan sejak invasi Rusia.
"Kami ingin mendukung Ukraina dalam perjalanannya ke Eropa," kata von der Leyen dalam konferensi pers bersama dengan Zelenskiy pada kunjungan mendadak ke Kyiv pada hari Sabtu.
Pertempuran sengit berlanjut di wilayah Donbas timur, di mana Rusia telah membuat keuntungan tambahan.
“Diskusi hari ini akan memungkinkan kami untuk menyelesaikan penilaian pada akhir minggu depan,” tambah von der Leyen, mengatakan bahwa pihak berwenang Ukraina telah “melakukan banyak” menuju pencalonan, tetapi “masih perlu reformasi. dilaksanakan, untuk memerangi korupsi misalnya”.
Berbicara bersama von der Leyen, Zelenskiy mengatakan bahwa keputusan UE tentang Ukraina akan “menentukan” masa depan Eropa.
“Sekarang sedang ditentukan seperti apa masa depan Eropa yang bersatu, dan apakah akan ada masa depan sama sekali.
Baca juga: Ukraina Menghadapi Persoalan Baru, Wabah Kolera Menyebar di Kota Mariupol
Tanggapan positif dari Uni Eropa terhadap aplikasi Ukraina akan menandakan jawaban positif atas pertanyaan apakah proyek Eropa memiliki masa depan sama sekali,” katanya.
“Seluruh Eropa adalah target Rusia, dan Ukraina hanyalah tahap pertama dalam agresi ini,” tambahnya.
Sejak invasi Rusia pada 24 Februari, pejabat senior Uni Eropa, termasuk von der Leyen, yang melakukan perjalanan keduanya ke Kyiv sejak awal perang, telah berbicara mendukung menempatkan Ukraina pada jalur cepat ke aksesi Uni Eropa dengan memberikannya kandidat status.
Dan sementara sejumlah negara Uni Eropa termasuk Estonia, Latvia, Lithuania dan Polandia telah mendukung seruan ini, masih ada keraguan di Berlin dan Paris dan ibu kota Eropa Barat lainnya mengenai apakah mungkin untuk memulai proses formal.
Pada hari Kamis, Bloomberg, mengutip catatan diplomatik, melaporkan bahwa Denmark percaya Kyiv tidak cukup memenuhi kriteria untuk mendaftar bergabung dengan UE, dengan mengatakan bahwa negara itu "perlu secara mendasar meningkatkan kerangka legislatif dan kelembagaannya".