Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, KIEV – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menetapkan dua rute baru untuk mengekspor produk biji-bijian asal negaranya, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan pasar global.
Dilansir dari Reuters, nantinya kegiatan ekspor bahan pangan akan dilakukan Ukraina melalui jalur kereta api yang menuju ke Polandia, sementara untuk Rumania stok biji-bijian akan dikirim dengan kereta api menuju pelabuhan di sungai Danube.
Kemudian pengiriman tersebut akan dilanjutkan menggunakan kapal menuju pelabuhan Constanta. Semua jalur ini dipilih lantaran tidak memakan banyak biaya pengiriman.
Baca juga: Rusia Kenalkan Sistem Pajak Baru di Zaporizhia Ukraina: Penjual Alkohol dan Tembakau Bayar 10 Persen
“Rute-rute itu tidak sempurna karena menciptakan kemacetan tertentu, tetapi kami melakukan yang terbaik untuk mengembangkan rute-rute itu untuk sementara waktu,” kata wakil menteri luar negeri Kyiv.
Sebelum Ukraina memutuskan untuk mengekspor produk biji-bijiannya melalui jalur darat, Zelensky awalnya melangsungkan kegiatan ekspor melalui jalur laut.
Namun semenjak Rusia memblokade jalur kapal Kiev tepatnya di wilayah Laut Hitam, membuat aktivitas ekspor Ukraina terganggu hingga stok pangan di pasar global mengalami kelangkaan.
Hal inilah yang kemudian memicu terjadinya lonjakan harga pangan di pasar global.
Mencegah terjadinya krisis pangan yang semakin parah, membuat Ukraina berinisiatif untuk membuka kembali perdagangan gandum dan biji-bijian produksinya.
Kehadiran produk gandum dan biji-bijian Ukraina di pasar global menjadi penting, lantaran komoditi ini menyumbang lebih 29 persen kebutuhan pangan dunia.
Baca juga: Turki Segera Bahas Ekspor Gandum Ukraina dengan Moskow dan Kyiv
Meski Ukraina tidak merinci berapa banyak gandum yang akan diekspor melalui rute baru Polandia dan Rumania, namun menurut berita yang beredar nantinya Ukraina akan mengirimkan stok biji-bijiannya senilai 30 juta ton.
Pasokan ini merupakan cadangan biji-bijian Ukraina yang gagal dikirimkan ke pasar global akibat invasi Rusia.