News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Dua Relawan AS Hilang di Ukraina, Diduga Ditangkap Tentara Rusia

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Iustrasi) Prajurit Pasukan Militer Ukraina berjalan di kota kecil Sievierodonetsk, Oblast Lugansk, pada 27 Februari 2022. - Dua relawan AS hilang di Ukraina, mereka diduga telah ditangkap tentara Rusia.

TRIBUNNEWS.COM - Dua warga Amerika Serikat yang secara sukarela mendukung Ukraina telah hilang dan dikhawatirkan telah ditangkap oleh Rusia.

Hilangnya dua relawan AS tersebut disampaikan oleh pejabat dan anggota keluarga pada Rabu (15/6/2022).

Dikutip dari CNA, Alexander Drueke dan Andy Huynh, keduanya veteran militer AS yang telah tinggal di Alabama, kehilangan kontak dengan keluarga mereka setelah pertempuran di Ukraina.

Ibu Drueke menghubungi awal pekan ini, kata anggota kongres lokalnya, Terri Sewell.

"Menurut keluarganya, mereka belum mendengar kabar dari Drueke dalam beberapa hari," kata Sewell dalam sebuah pernyataan.

"Kami akan terus melakukan segala daya kami untuk membantu menemukan dia dan menemukan jawaban untuk keluarganya."

Baca juga: Ukraina Abaikan Ultimatum Rusia untuk Menyerahkan Severodonetsk

Baca juga: Panglima Militer Ukraina Sebut Pasukan Rusia Menyerang Secara Bersamaan dari 9 Arah

Juru bicara Gedung Putih, John Kirby, mengatakan dia tidak bisa mengonfirmasi hilangnya dua orang Amerika itu, tetapi mengatakan bahwa "jika itu benar, kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk membawa mereka kembali ke rumah dengan selamat."

Dia mengatakan AS tidak menyarankan orang Amerika untuk bepergian ke Ukraina, yang telah mengalami perang hampir empat bulan melawan invasi pasukan Rusia.

"Ini adalah zona perang. Ini adalah pertempuran. Dan jika Anda merasa bersemangat untuk mendukung Ukraina, ada sejumlah cara lain untuk melakukannya yang lebih aman dan sama efektifnya," kata Kirby kepada wartawan.

The Telegraph, yang pertama kali melaporkan hilangnya mereka mengatakan kedua orang itu ditangkap setelah bertemu dengan pasukan Rusia yang lebih besar selama pertempuran 9 Juni di timur laut Kharkiv.

Ibu Drueke, Lois Drueke, mengatakan putranya memberi tahu keluarganya bahwa dia sedang mengajari pasukan Ukraina cara menggunakan senjata buatan AS.

"Alex merasa sangat kuat bahwa dia telah dilatih dengan cara yang dapat membantu Ukraina menjadi kuat dan mendorong Putin kembali," katanya kepada The Washington Post, merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Keduanya adalah orang Amerika pertama yang diyakini telah ditangkap atau dilukai di Ukraina, yang diinvasi Putin pada Februari.

Sebelumnya, dua warga negara Inggris dilaporkan tewas dalam pertempuran itu.

Sementara dua warga Inggris lainnya menghadapi hukuman mati setelah ditangkap dan dihukum sebagai tentara bayaran oleh pengadilan pro-Rusia.

Tiga Pejuang Asing Dijatuhi Hukuman Mati

Pengadilan Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang pro-Rusia memvonis mati tiga orang asing pada hari Kamis (9/6/2022).

Ketiga pejuang asing tersebut dituduh sebagai "tentara bayaran" untuk Ukraina, menurut outlet media pemerintah Rusia RIA Novosti.

Dikutip dari CNN, otoritas DPR mengatakan ketiganya - warga negara Inggris Aiden Aslin dan Shaun Pinner, dan warga negara Maroko Brahim Saadoune - adalah pejuang asing yang ditangkap di kota Mariupol, Ukraina, oleh pasukan Rusia pada April.

RIA Novosti mengatakan ketiganya akan ditembak.

Rusia adalah satu-satunya negara yang menganggap DPR independen.

Baca juga: UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-113, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi

Baca juga: Balas Sanksi Barat, Rusia Larang 29 Jurnalis Inggris Memasuki Moskow

Komunitas internasional tidak mengakui kawasan dan lembaga-lembaganya, dan menganggap wilayah itu sebagai bagian dari Ukraina.

Kelompok pengawas independen telah lama menuduh separatis memiliki rekam jejak hak asasi manusia yang buruk dan perlakuan buruk terhadap para tahanan.

Pemerintah Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa mereka menganggap semua sukarelawan asing sebagai anggota angkatan bersenjatanya dan menjadi kombatan yang sah yang berhak diperlakukan sebagai tawanan perang di bawah Konvensi Jenewa.

RIA Novosti mengutip "kepala dewan yudisial" di Donetsk yang mengatakan para terpidana "dapat mengajukan banding atas keputusan tersebut dalam waktu satu bulan."

Pavel Kosovan, salah satu pengacara para terdakwa, mengatakan bahwa kliennya akan mengajukan banding atas putusan tersebut, media pemerintah Rusia TASS melaporkan setelah hukuman mati dijatuhkan.

(Tribunnews.com/Yurika)

Artikel Rusia Vs Ukraina lainnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini