News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sri Lanka Bangkrut

Soal Sri Lanka Bangkrut, Penyebab hingga Negara Asing Berikan Bantuan

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang-orang mengantri untuk membeli minyak tanah untuk keperluan rumah tangga di sebuah stasiun pasokan setelah pihak berwenang melonggarkan jam malam yang sedang berlangsung selama beberapa jam di Kolombo pada 12 Mei 2022. - Inilah rangkuman singkat tentang bangkrutnya Sri Lanka, mulai dari penyebabnya hingga beberapa negara yang berikan bantuan. (Photo by ISHARA S. KODIKARA / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Sri Lanka saat ini alami krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan.

Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe mengatakan pada parlemen bahwa saat ini negaranya tengah menghadapi situasi yang serius.

Berbulan-bulan Sri Lanka dilanda kekurangan makanan, bahan bakar, hingga listrik.

Kebangkrutan Sri Langka karena negara itu telah gagal untuk membayar 78 miliar dolar AS dalam pembayaran bunga utang pada tahun 2022.

Baca juga: Penyebab Sri Lanka Bangkrut, Kini Hadapi Krisis Ekonomi Terburuk sejak Kemerdekaan

Hal ini dapat secara serius merusak kepercayaan investor di suatu negara, membuat Sri Lanka lebih sulit untuk meminjam uang di pasar internasional dan mengancam nilai mata uangnya.

Selain itu, Sri Lanka juga kekurangan mata uang asing untuk belanja dari luar negeri.

Diberitakan sebelumnya, kekurangan uang asing tersebut terjadi selama berbulan-bulan.

Kekurangan bahan makanan dan bahan bakar menyebabkan harga melambung.

Adanya pemadaman listrik dan kurangnya obat-obatan telah membawa sistem kesehatan Sri Lanka ke ambang kehancuran.

Tagihan impor Sri Lanka juga makin bertambah.

Baca juga: Harga BBM di Sri Lanka Disebut Naik Mulai Hari Ini

Bertambahnya tagihan impor karena pada akhir perang saudara 2009 lalu, Sri Lanka berfokus menyediakan barang untuk pasar domestik ketimbang masuk ke ekspor.

Akibatnya, pendapatan ekspor rendah, namun tagihan impor terus melambung.

Sri Lanka sekarang mengimpor 3 miliar dolar AS lebih banyak daripada ekspornya setiap tahun, dan itulah sebabnya ia kehabisan cadangan mata uang asing.

Terpuruknya perekonomian Sri Lanka juga berawal dari pemotongan pajak besar yang dilakukan Presiden Sri Lanka, Rajapaksa setelah ia berkuasa.

Akibat dari pemotongan pajak tersebut, Sri Lanka kehilangan pendapatan pemerintah lebih dari 1,4 miliar dolar AS per tahun, menurut Menteri Keuangan Sri Lanka, Ali Sabry.

Kegagalan panen yang meluas juga menjadi awal mimpi buruk bagi Sri Lanka.

Tahun 2021, Sri Lanka mulai kekurangan mata uang asing dan pemerintah membuat kebijakan untuk mencoba membatasi arus keluar dengan melarang impor pupuk kimia.

Rajapaksa meminta petani untuk menggunakan pupuk organik buatan lokal.

Akibatnya, gagal panen meluas dan Sri Lanka tak dapat mengekspor hasil pertaniannya.

Kegagalan panen ini berdampak besar pada perekonomian Sri Lanka karena mengekspor hasil pertanian adalah salah satu sumber pendapatan Sri Lanka.

Akibatnya, Sri Lanka harus menambah stok makanannya dari luar negeri, yang membuat kekurangan mata uang asingnya semakin parah.

Australia Kirim 15 Juta Dolar AS

Australia telah memberikan bantuan 22 juta dolar Australia atau setara dengan 15 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk Sri Lanka pada Rabu kemarin untuk mencegah bencana kelaparan.

Bantuan ini dikucurkan sepekan setelah Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WFP) meluncurkan bantuan makanan dan nutrisi darurat senilai 60 juta dolar AS untuk 3 juta warga negara Sri Lanka yang paling berisiko.

Baca juga: Cegah Bencana Kelaparan, Australia Kirim 15 Juta Dolar AS Dana Pangan Darurat PBB untuk Sri Lanka

Orang-orang mengantri untuk membeli minyak tanah untuk keperluan rumah tangga di sebuah stasiun pasokan setelah pihak berwenang melonggarkan jam malam yang sedang berlangsung selama beberapa jam di Kolombo pada 12 Mei 2022. - Negara berpenduduk 22 juta orang itu berada dalam krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan dengan kekurangan bahan bakar yang parah. makanan, bahan bakar dan obat-obatan dan pemadaman listrik yang lama. (Photo by ISHARA S. KODIKARA / AFP) (AFP/ISHARA S. KODIKARA)

Dikutip dari laman Business Standard, pendanaan Australia akan membantu WFP memberikan bantuan penting kepada orang-orang Sri Lanka yang paling berisiko, termasuk wanita hamil dan menyusui serta anak-anak sekolah.

"Demi meningkatkan program jaring pengaman sosial yang ada, WFP bekerja untuk membantu satu juta anak melalui program makanan sekolah nasional, sementara satu juta orang berpartisipasi dalam program Thriposha yang menyediakan makanan yang diperkaya untuk ibu dan anak-anak," kata WFP dalam sebuah pernyataan.

Selandia Baru akan Berikan 800 Ribu Dolar AS ke UNICEF untuk Bantu Sri Lanka

Selandia Baru juga memberikan bantuan sebesar 800 ribu dolar AS ke UNICEF untuk bantu Sri Lanka.

Bantuan tersebut rencananya akan diberikan pada anak-anak yang terkena dampak krisis buruk di Sri Lanka.

Dikutip dari laman www.newsfirst.lk, Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Nanaia Mahuta menuliskan cuitan dalam akun Twitternya bahwa Selandia Baru bekerja dengan komunitas internasional, termasuk International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) untuk membantu Sri Lanka memetakan jalan menuju pemulihan ekonomi.

Baca juga: Sri Lanka akan Mengalami Pemadaman Air Selama 10 Jam Mulai Sabtu Mendatang

Bakal Alami Pemadaman Air Selama 10 Jam

Badan Penyediaan dan Drainase Air Nasional (NWSDB) mengatakan bahwa akan melakukan pemadaman air selama 10 jam di beberapa daerah.

Pemadaman tersebut rencananya akan dilakukan hari Sabtu (25/6/2022) mulai pukul 10.00 waktu setempat.

Kebijakan tersebut harus dilakukan karena sedang dilakukan pemeliharaan penting di jaringan pasokan air.

Dengan demikian, pasokan air ke Ethulkotte, Pitakotte, Beddagana, Mirihana, Madiwela, Thalapathpitiya, Udahamulla, Embuldeniya, Nugegoda, Pagoda, persimpangan Wijerama hingga persimpangan Pos 7 Mile di jalan Highlevel akan terputus.

(Tribunnews.com, Renald/Yunita/Fitri Wulandari)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini