Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, QUITO – Produksi minyak Ekuador kini merosot lebih dari setengahnya akibat berbagai aksi blokade jalan dan vandalisme oleh warga yang turun ke jalan menggelar aksi protes anti-pemerintah.
Demonstrasi yang juga disertai dengan kekerasan oleh sebagian besar pengunjuk rasa warga lokal Ekuador menuntut Pemerintah menurunkan harga bahan bakar dan makanan.
Dikutip dari Reuters, Senin (27/6/2022) Presiden Ekuador Guillermo Lasso telah menawarkan konsesi termasuk pelonggaran keamanan, pupuk bersubsidi dan pengampunan utang.
"Produksi minyak berada pada level kritis dan pengurangan menunjukkan lebih dari 50 persen" kata Kementerian Energi Ekuador.
Sebelum meluasnya aksi unjuk rasa, Ekuador mampumemproduksi minyak mentah sekitar 520.000 barel per hari.
“Sektor minyak publik, produsen bunga, produk susu swasta, bisnis pariwisata dan lainnya telah kehilangan sekitar 500 juta dolar AS,” kata Kementerian Produksi Ekuador.
Baca juga: Ekuador Krisis Pangan dan Bahan Bakar, Warga Turun ke Jalan Gelar Demonstrasi
Para pengunjuk rasa menegaskan, aksi demo akan terus berlanjut sampai Lasso menjawab semua tuntutan mereka. "Isu-isu sentral belum dimenangkan," kata pemimpin organisasi adat CONAIE Leonidas Iza.
Baca juga: Kerusuhan di Penjara Ekuador Kembali Pecah, 43 Narapidana Tewas
Para pengunjuk rasa menginginkan jaminan harga bahan bakar dan pembatasan ekspansi minyak serta pertambangan.