TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rudal Rusia pada Senin (27/6/2022) waktu setempat dilaporkan menghantam sebuah mal yang ramai di Kota Kremenchuk, Ukraina timur.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan mal itu sedang ramai ada sekitar 1.000 pengunjung saat rudal Rusia meledakkan tempat itu.
"Para penjajah menembakkan rudal ke pusat perbelanjaan di mana ada lebih dari seribu warga sipil. Mal terbakar, penyelamat berjuang melawan api. Jumlah korban tidak mungkin dibayangkan," tulis Zelensky di Telegram.
Dikutip dari CNN, laporan sementara menyebutkan setidaknya 13 orang tewas dalam serangan itu dan 58 orang terluka, menurut pejabat Ukraina.
Baca juga: Pengamat Luar Negeri Prediksi Hasil Pertemuan Jokowi dengan Presiden Putin dan Zelensky, Ini Katanya
Para pemimpin G7 langsung mengutuk serangan "keji" di pusat perbelanjaan Ukraina dalam sebuah pernyataan bersama pada hari Senin.
“Kami, para Pemimpin G7, dengan sungguh-sungguh mengutuk serangan keji di sebuah pusat perbelanjaan di Kremenchuk,” bunyi pernyataan itu.
“Serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil tak berdosa merupakan kejahatan perang. Presiden Rusia Putin dan mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban,” lanjutnya.
“Kami tidak akan berhenti sampai Rusia mengakhiri perangnya yang kejam dan tidak masuk akal terhadap Ukraina,” kata pernyataan itu.
Bagikan Video
Sebuah video yang dibagikan oleh Zelensky menunjukkan mal dilalap api dengan puluhan petugas penyelamat dan sebuah truk pemadam kebakaran berada di luar.
Gubernur wilayah Poltava Dmytro Lunin mengecam serangan itu sebagai kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, dengan mengatakan itu adalah tindakan teror sinis terhadap penduduk sipil.
Intensifkan Serangan
Selama akhir pekan, Rusia tampaknya meningkatkan serangannya di Ukraina termasuk ibu kota Kyiv.
Serangan Rusia ini dilakukan di tengah pertemuan para pemimpin negara G7 di Jerman.