Sejak beberapa hari lalu, di Kyiv dan sejumlah lokasi lain yang direncanakan disambangi Presiden, terlihat ada Paspampres RI da protokoler istana. Anggota bada keamanan nasional Ukraina juga terlihat mendampingi mereka.
Durasi lawan Presiden Jokowi kurang lebih sama dengan durasi kunjungan pemimpin empat neagara Eropa pada 17 Jun 2022.
Mereka datang dan pulang dengan kereta rangkaian khusus, bukan kereta penumpang umum.
Keselamatan Presiden
Keselamatan Presiden di Kiev Ukraina menjadi pertanyaan berbagai kalangan karena negara itu sedang perang dengan Rusia.
Pakar hubungan internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengatakan keamanan Jokowi pasti sudah dijamin.
"Soal keamanan bapak Presiden Insya Allah aman karena kita tahu sebenarnya Jokowi ketika akan datang ke Ukraina telah mengumumkan, ini berbeda dengan pemimpin negara lain yang datang diam-diam," kata Hikmahanto pada Kompas.TV, Rabu (29/6/2022).
Ia lantas menjelaskan apabila Rusia punya niat jahat maka mereka bisa saja langsung menyerang.
"Namun Rusia tahu, Indonesia sedang melakukan misi damai," ujarnya.
Hikmahanto menyebut Rusia bisa saja marah karena Indonesia mengutuk Kremlin atas serangannya ke Ukraina melalui resolusi PBB.
Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin tak marah, justru mempersilakan Jokowi hadir.
"Artinya Rusia sedang lelah dalam berperang namun butuh pihak ketiga yang mampu menengahi masalah ini, sehingga mereka keluar dari perang tidak seperti Amerika Serikat (AS) saat keluar dari Afghanistan," ujarnya.
"Malu muka mereka [AS] karena menarik pasukannya dan memunculkan kekacauan. Rusia tak mau mengulangi itu," kata Hikmahanto.
Adapun Hikmahanto menyebut Rusia bisa memanfaatkan kebaikan Jokowi untuk menghidari rasa malu dari dunia internasional.
"Saya keluar bukan karena saya kalah perang, tapi saya keluar dari perang karena dapat imbauan dari Indonesia supaya pasokan pangan tak terganggu," kata Hikmahanto, menganalisis kepentingan Rusia.
Berdasar hal itu Hikmahanto yakin Jokowi dalam keadaan aman.
"Apalagi kalau stuasinya luar biasa, saya yakin presiden tidak akan membawa Ibu Iriana, ibu negara kita," ucapnya. (*)