Sementara Paus Fransiskus menyebut serangan di pusat perbelanjaan di Kremenchuk sebagai yang terbaru dalam serangkaian “serangan barbar”.
Rusia telah sering membantah menargetkan wilayah sipil.
Tetapi menurut PBB, setidaknya 4.700 warga sipil telah tewas sejak awal perang.
Pejabat Ukraina percaya jumlah sebenarnya beberapa kali lebih tinggi dari itu.
Baca juga: Iriana Temani Jokowi ke Ukraina dan Rusia, Disebut Pendamping Sejati hingga Simbol Diplomasi Damai
Zelensky desak Dewan Keamanan PBB depak Rusia
Berbicara kepada Dewan Keamanan PBB dari jarak jauh pada hari Selasa, presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mendesak dewan untuk mengusir Rusia dari PBB.
Zelensky menggambarkan Rusia sebagai “negara teroris”.
Dalam briefing intelijen hariannya, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pihaknya mengantisipasi Rusia akan terus melancarkan serangan di seluruh negeri dalam upaya untuk melemahkan upaya Ukraina untuk memasok pasukannya di garis depan.
“Kekurangan senjata pemogokan presisi yang lebih modern dan kekurangan profesional dari perencana penargetan mereka kemungkinan besar akan mengakibatkan korban sipil lebih lanjut,” jelas pernyataan selama briefing tersebut.
Moskow telah meningkatkan serangannya ketika pasukannya membuat kemajuan yang lambat tapi stabil di kawasan industri timur negara itu, di mana pertempuran telah berkecamuk untuk kota puncak bukit Lysychansk, benteng terakhir Ukraina di oblast Luhansk.
Gubernur wilayah Luhansk Serhiy Haidai,mengatakan kota itu berada di bawah serangan berat pada Rabu ketika pasukan Rusia berusaha mengepungnya.
“Rusia memiliki keunggulan kuantitatif baik dalam personel maupun peralatan,” katanya.
Dia menambahkan bahwa pertempuran sedang terjadi “di mana-mana” dalam pertempuran untuk kota utama.
Baca juga: Ukraina Umumkan Pertukaran Tawanan Perang Terbesar Sejak Invasi Rusia
Rusia kuasai 20 persen wilayah Ukraina