"Skema pembentukan aliansi militer AS-Jepang-Korea Selatan, yang dimotivasi oleh sujud Jepang dan Korea Selatan kepada AS, jelas merupakan awal yang berbahaya bagi pembentukan 'NATO versi Asia'," kata KCNA, menuduh Washington mengobarkan Perang Dingin baru.
"AS semakin bersikeras pada kerja sama militer dengan antek-anteknya dengan mengabaikan permintaan keamanan utama dan kekhawatiran negara-negara Asia-Pasifik," kata KCNA sebagaimana dikutip Channel News Asia.
Baca juga: Korea Utara Selesaikan Persiapan Uji Coba Nuklir Baru, Korea Selatan: Mereka akan Bayar Harga
Dalam pernyataan serupa, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan latihan tersebut menunjukkan kemunafikan tawaran AS.
Seperti diketahui, sebelumnya AS meminta Korea Utara untuk menyelesaikan konflik secara diplomatik dan melakukan dialog tanpa prasyarat.
Korea Utara telah melakukan sejumlah rekor uji coba rudal tahun ini, termasuk rudal balistik antarbenua terbesarnya.
Ada kekhawatiran bahwa Korea Utara dapat bersiap untuk menguji senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Lebih lanjut, KCNA memuat tanggapan terpisah oleh Kim Hyo-myung, seorang peneliti di Masyarakat Internasional untuk Riset Politik Korea Utara.
Menurut Hyo-myung, NATO bertanggung jawab atas perang di Ukraina, dan ada tanda-tanda buruk bahwa cepat atau lambat gelombang hitam di Utara Atlantik akan memecahkan ketenangan di Pasifik.
"NATO tidak lebih dari pelayan realisasi strategi hegemoni AS dan alat agresi lokal," tulis Hyo-myung.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)