News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemimpin AS, Korea Selatan, dan Jepang Sepakat Pererat Hubungan untuk Atasi Acaman Korea Utara

Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Joe Biden - Presiden AS, Presiden Korea Selatan, dan Perdana Menteri Jepang sepakat mempererat hubungan ketiga negara untuk mengatasi ancaman rudal Korea Utara.

"Skema pembentukan aliansi militer AS-Jepang-Korea Selatan, yang dimotivasi oleh sujud Jepang dan Korea Selatan kepada AS, jelas merupakan awal yang berbahaya bagi pembentukan 'NATO versi Asia'," kata KCNA, menuduh Washington mengobarkan Perang Dingin baru.

"AS semakin bersikeras pada kerja sama militer dengan antek-anteknya dengan mengabaikan permintaan keamanan utama dan kekhawatiran negara-negara Asia-Pasifik," kata KCNA sebagaimana dikutip Channel News Asia.

Baca juga: Korea Utara Selesaikan Persiapan Uji Coba Nuklir Baru, Korea Selatan: Mereka akan Bayar Harga

PM Fumio Kishida dalam rapatnya kemarin (7/6/2022) mengumumkan "Kebijakan Tulang Kuat" untuk menunjang strategi kapitalisme baru Jepang. Presiden AS, Presiden Korea Selatan, dan Perdana Menteri Jepang sepakat mempererat hubungan ketiga negara untuk mengatasi ancaman rudal Korea Utara. (Foto Mainichi)

Dalam pernyataan serupa, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan latihan tersebut menunjukkan kemunafikan tawaran AS.

Seperti diketahui, sebelumnya AS meminta Korea Utara untuk menyelesaikan konflik secara diplomatik dan melakukan dialog tanpa prasyarat.

Korea Utara telah melakukan sejumlah rekor uji coba rudal tahun ini, termasuk rudal balistik antarbenua terbesarnya.

Ada kekhawatiran bahwa Korea Utara dapat bersiap untuk menguji senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.

Lebih lanjut, KCNA memuat tanggapan terpisah oleh Kim Hyo-myung, seorang peneliti di Masyarakat Internasional untuk Riset Politik Korea Utara.

Menurut Hyo-myung, NATO bertanggung jawab atas perang di Ukraina, dan ada tanda-tanda buruk bahwa cepat atau lambat gelombang hitam di Utara Atlantik akan memecahkan ketenangan di Pasifik.

"NATO tidak lebih dari pelayan realisasi strategi hegemoni AS dan alat agresi lokal," tulis Hyo-myung.

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini