Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, COLOMBO - Sri Lanka telah memutuskan untuk menyumbangkan 6 juta dosis vaksin virus corona (Covid-19) Pfizer ke Myanmar.
Kementerian Kesehatan Sri Lanka menyatakan bahwa kesepakatan terkait akan ditandatangani pekan depan.
Dikutip dari laman www.newsfirst.lk, Minggu (3/7/2022), donasi tersebut akan berlangsung dengan intervensi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Namun perlu diketahui, stok dosis vaksin Pfizer yang dibeli Sri Lanka untuk vaksinasi Covid-19 akan habis masa berlakunya dalam dua bulan ke depan.
Baca juga: Soroti Situasi Ekonomi Sulit Sri Lanka, Jepang Kini Siap Beri Bantuan
Sri Lanka Bangkrut
Sri Lanka menutup sekolah dan menghentikan layanan pemerintah yang tidak penting sejak 22 Juni lalu, memulai penutupan dua pekan untuk menghemat 'cadangan bahan bakar terbatas'.
Langkah ini dilakukan saat International Monetary Fund (IMF) membuka pembicaraan dengan negara itu tentang kemungkinan pemberian dana talangan (bailout).
Negara berpenduduk 22 juta orang itu kini berada dalam cengkeraman krisis ekonomi terburuknya setelah kehabisan devisa untuk membiayai produk impor yang paling penting termasuk makanan, bahan bakar dan obat-obatan.
Pada Senin lalu, sekolah-sekolah ditutup dan kantor-kantor pemerintah pun bekerja sesuai dengan rencana pemerintah untuk mengurangi perjalanan dan menghemat bensin serta solar yang berharga.
Sri Lanka telah menghadapi rekor inflasi tinggi dan pemadaman listrik yang berkepanjangan.
Hal ini yang akhirnya berkontribusi pada terjadinya protes massa selama berbulan-bulan dan terkadang disertai tindakan kekerasan.
Tuntutan massa pun hanya satu, yakni meminta Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk mundur.
Ribuan mahasiswa berbaris di banyak jalan di Kota Colombo pada Senin lalu dan meneriakkan 'harus mundur', hal ini mengacu pada presiden yang mereka tuduh korupsi dan salah urus negara.
Baca juga: China Galau, Restrukturisasi Utang Sri Lanka Atau Membiarkan Negaranya Makin Bangkrut
"Waktu bagi Gotabaya Rajapaksa untuk bersujud dengan bermartabat sudah lama berlalu. Sekarang kita harus mengusirnya," kata pemimpin mahasiswa yang melakukan aksi, Wasantha Mudalige.
Polisi menangkap 21 aktivis mahasiswa yang memblokir semua gerbang ke gedung Sekretariat Presiden saat mereka menyatakan bahwa Senin yang bertepatan dengan hari ulang tahun ke-73 Rajapaksa sebagai 'hari berkabung' bagi bangsa itu.
Para petugas mengatakan para mahasiswa telah menghalangi Sekretaris Kementerian Keuangan Sri Lanka menghadiri pertemuan penting dengan para pejabat dari IMF.
Namun kantor Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe menyampaikan pembicaraan dengan delegasi IMF yang sedang berkunjung serta diskusi langsung pertama sejak Sri Lanka meminta bailout pada April lalu, berjalan sesuai rencana.
Kedua belah pihak mengatakan pembicaraan akan berlanjut hingga akhir bulan ini.
Rencana penyelamatan keuangan diprediksi tidak akan terwujud hingga Sri Lanka menyetujui syarat bahwa para krediturnya merestrukturisasi utang luar negerinya yang bernilai 51 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut pejabat Sri Lanka dan IMF, ini merupakan sebuah proses yang membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Perlu diketahui, Sri Lanka gagal membayar utangnya pada April lalu dan akhirnya melakukan dialog dengan IMF yang telah meminta negara itu untuk menaikkan pajak dan merestrukturisasi perusahaan negara yang merugi.
Sebagian besar kantor di Sri Lanka ditutup pada Senin lalu, begitu pula dengan semua sekolah.
Namun rumah sakit dan pelabuhan laut serta udara utama di ibu kota masih beroperasi.
Ratusan ribu pengendara menunggu dalam antrean panjang bermil-mil di seluruh negeri untuk mendapatkan bensin dan solar, meskipun Kementerian Energi mengumumkan stok baru tidak akan tiba setidaknya selama tiga hari.