News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

China Tak Terima Dituding NASA Ingin 'Mengambil Alih' Bulan

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Neil Armstrong saat mendarat di bulan - Kepala NASA menuding China mungkin mengambil alih bulan sebagai bagian dari program militer, Beijing pun menyangkal hal ini.

TRIBUNNEWS.COM - China menyangkal tudingan NASA bahwa pihaknya ingin mengklaim Bulan terkait program antariksanya.

Administrator Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Bill Nelson, menyerukan kekhawatiran bahwa China mungkin "mengambil alih" Bulan.

Selama bertahun-tahun, China telah meningkatkan kecepatan program luar angkasa.

Adapun program antariksa itu fokus pada eksplorasi bulan.

Dilansir Reuters, China melakukan pendaratan tanpa awak pertamanya di bulan pada tahun 2013. 

Beijing berencana meluncurkan roket untuk mengirim astronot ke bulan menjelang akhir dekade ini.

Baca juga: Curi Perhatian China dari Rusia, Produsen Minyak Mentah Iran Berikan Diskon Khusus

"Kita harus sangat khawatir bahwa China mendarat di bulan dan berkata: 'Ini milik kita sekarang dan Anda tetap di luar'," kata Bill Nelson dalam wawancaranya dengan surat kabar Jerman, Bild, yang terbit pada Sabtu.

Kepala Badan Antariksa AS itu mengatakan program luar angkasa China adalah program militer.

Ia juga menuduh China mencuri ide dan teknologi pihak lain.

NASA juga menyerukan agar dilakukan pembangunan komunitas bangsa di luar angkasa.

China membantah peringatan yang tidak bertanggung jawab dari NASA.

"Ini bukan pertama kalinya kepala Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS mengabaikan fakta dan berbicara tidak bertanggung jawab tentang China," kata Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

"Pihak AS terus-menerus membangun kampanye kotor melawan upaya luar angkasa China yang normal dan masuk akal, dan China dengan tegas menentang pernyataan tidak bertanggung jawab seperti itu."

Dalam gambar selebaran ini milik NASA yang diambil pada 19 Mei 2022, roket United Launch Alliance Atlas V dengan pesawat ruang angkasa Boeing CST-100 Starliner diluncurkan dari Space Launch Complex 41, di Cape Canaveral Space Force Station di Florida.  - Kepala NASA menuding China mungkin "mengambil alih" bulan sebagai bagian dari program militer, Beijing pun menyangkal hal ini. (AFP/JOEL KOWSKY)

Ia mengatakan, China selalu mempromosikan pembangunan masa depan bersama bagi umat manusia di luar angkasa dan menentang persenjataannya dan perlombaan senjata apa pun di luar angkasa.

NASA, di bawah program Artemis, berencana mengirim misi berawak untuk mengorbit bulan pada 2024 dan melakukan pendaratan berawak di dekat Kutub Selatan bulan pada 2025.

Di sisi lain, China sedang merencanakan misi tanpa awak ke Kutub Selatan bulan beberapa waktu dekade ini.

Kata Pakar Militer

Sebelumnya, Nelson mengatakan bahwa program luar angkasa China adalah salah satu program luar angkasa militer.

Ia juga mengklaim China tidak ingin berbagi hasil penelitiannya terhadap Bulan.

Song Zhongping, pakar militer China dan komentator TV, mengatakan AS-lah yang melakukan militerisasi luar angkasa dan China percaya Bulan adalah milik umat manusia dan bukan milik satu negara.

Dikutip dari Asia Financial, Song mengatakan kepada media pemerintah Global Times, bahwa program luar angkasa China adalah program damai.

File foto ini diambil pada 17 Juni 2021 menunjukkan astronot Nie Haisheng (tengah), Liu Boming (kanan) dan Tang Hongbo melambai saat upacara keberangkatan sebelum menaiki pesawat ruang angkasa Shenzhou-12 dengan roket pembawa Long March-2F di Peluncuran Satelit Jiuquan Pusat di gurun Gobi di barat laut China. - Kepala NASA menuding China mungkin "mengambil alih" bulan sebagai bagian dari program militer, Beijing pun menyangkal hal ini. (GREG BAKER / AFP)

Baca juga: PROFIL Dilraba Dilmurat, Artis China yang Berasal dari Suku Minoritas Kini Punya Harta Capai Rp286 M

Ia mengklaim AS salah melihat program luar angkasa Beijing dengan cara yang sama seperti Rusia pada 1960-an dan 1970-an.

Laporan itu selanjutnya berargumen bahwa kekhawatiran nyata AS adalah atas perkembangan ilmiah dan teknologi China, tetapi menambahkan ada harapan untuk kerja sama antara negara adidaya di luar angkasa.

Song berpendapat negara-negara di dunia perlu bekerja sama di ruang angkasa.

Menurut pakar militer ini, AS membuang-buang energinya mencari musuh untuk mengamankan monopoli teknologi atas para pesaingnya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini