Di antara ketegangan yang mengemuka adalah ketika para pejabat Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Kanada melakukan aksi walkout ketika pertemuan ekonomi G20 berlangsung pada April lalu.
Indonesia, sebagai ketua G20, selama ini berupaya untuk mempersatukan anggota G20 dan mengundang pemimpin Rusia maupun Ukraina untuk menghadiri KTT G20 pada November.
Semua Menlu Hadir
Foreign Minister Meeting (FMM) G20 pada 7-8 Juli 2022 di Bali akan fokus membahas isu-isu yang dilihat dari perspektif lebih global, dan juga dari aspek politik.
Co-Sherpa G20 Indonesia, Duta Besar Dian Triansyah Djani memastikan sebagian besar dari Menteri Luar Negeri (Menlu) negara-negara G20 akan hadir langsung di Bali dalam acara tersebut.
"Yang pasti mayoritas datang in person (langsung) ke Bali. Tapi saya tidak bisa menyebutkan nama-namanya karena untuk keamanan," kata Dubes Trian pada pengarahan pers secara virtual, Kamis (30/6/2022) lalu.
Beberapa Menlu G20 telah berkomitmen untuk hadir secara langsung di Bali untuk membahas isu-isu global.
Indonesia optimis pertemuan ini akan menghasilkan outcome yang progresif yang akan menguatkan multilateralisme, maupun solidaritas antar negara di tengah krisis global.
Dubes Trian mengatakan bahwa Indonesia turut mengundang pakar dari berbagai kepentingan yang akan dibahas dalam G20.
Di antaranya ahli dalam bidang energi, agrikultur, kesehatan, keuangan hingga ahli dalam segala aspek yang dapat melihat perkembangan dinamika global dari segala sisi.
Sebab, masalah geopolitik dewasa kini dampaknya sudah terasa diberbagai belahan dunia, seperti masalah krisis pangan dan krisis energi.
"Para menteri perlu duduk sama-sama untuk bagaimana kita bisa bekerjasama untuk mengakhiri krisis ini," ujarnya.
Sumber: Straits Times/Kompas.TV/Tribunnews.com