TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara tampaknya telah melakukan latihan penembakan artileri pada Minggu (10/7/2022), kata Korea Selatan dikutip AP News.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mendeteksi beberapa lintasan yang dianggap sebagai artileri Korea Utara pada Minggu sore.
Penembakan yang diduga terjadi di lepas pantai barat Korea Utara itu dilakukan beberapa hari setelah Amerika Serikat (AS) mengirim enam pesawat F-35 ke Korea Selatan.
Enam pesawat F-35 dari Pangkalan Angkatan Udara Eielson di Alaska tiba di Korea Selatan untuk penempatan sementara pertama AS di Korea Selatan dalam waktu sekitar 4 tahun.
Jet tempur canggih tersebut akan digunakan untuk latihan militer gabungan yang dijadwalkan berlangsung selama 10 hari.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan penempatan jet tersebut bertujuan untuk menunjukkan postur pertahanan gabungan sekutu.
Baca juga: Korea Utara Salahkan Benda Asing sebagai Penyebab Wabah Covid-19
Selain itu juga sebagai pencegahan yang kuat terhadap potensi agresi eksternal sambil meningkatkan interoperabilitas kedua angkatan udara.
Sebuah pernyataan militer AS mengatakan pesawat mereka berencana untuk beroperasi di atas Korea Selatan dan perairan sekitarnya selama misi pelatihan.
Korea Utara biasanya memandang latihan bersama antara AS dan Korea Selatan sebagai latihan invasi dan merespons dengan tuji senjatanya sendiri.
Pejabat pertahanan AS dan Korea Selatan telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak memiliki niat untuk menyerang Korea Utara.
Menyikapi respons Korea Utara, militer Korea Selatan mengatakan akan mempertahankan kesiapan yang kuat dalam koordinasi yang erat dengan AS.
Direktur keamanan nasional kepresidenan Kim Sung-han meninjau langsung kesiapan militer Korea Selatan.
Kim Sung-han mengatakan bahwa kantornya memantau dengan cermat kemungkinan peluncuran tambahan oleh Korea Utara.
Seperti diketahui, tahun ini, Korea Utara telah melakukan sejumlah uji coba senjata, termasuk rudal berkemampuan nuklir yang menempatkan daratan AS dan sekutunya termasuk Korea Selatan dan Jepang dengan jarak serang.
Baca juga: Pemimpin AS, Korea Selatan, dan Jepang Sepakat Pererat Hubungan untuk Atasi Acaman Korea Utara
Beberapa ahli mengatakan Korea Utara berusaha untuk menyempurnakan teknologi senjatanya dan meningkatkan daya tawarnya dalam negosiasi di masa depan dengan AS untuk memenangkan keringanan sanksi atau jaminan keamanan.
Semantara itu, Korea Utara mengatakan pihaknya terpaksa mengembangkan senjata nuklir untuk mengatasi ancaman militer AS.
Terlepas dari uji coba rudal tahun ini, Korea Utara belum melakukan uji coba bom nuklir.
Para pejabat Seoul mengatakan itu mungkin karena wabah Covid-19 yang sedang berlangsung dan tentangan oleh China, sekutu utama Pyongyang.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)