Namun dengan ketegangan saat ini, dikhawatirkan Rusia akan mematikan keran gasnya secara permanen.
Penutupan pipa juga mempengaruhi Italia, pada Senin (11/7/2022).
Eni, perusahaan energi terbesar Italia, mengatakan bahwa pasokan gas dari Gazprom turun hampir sepertiga dibandingkan dengan rata-rata 32 juta meter kubik yang telah disalurkan selama beberapa hari terakhir.
Kepala Badan Energi Internasional, Fatih Birol, memperingatkan bahwa Rusia dapat menghentikan pasokan gas ke Eropa sepenuhnya dan Eropa perlu bersiap sekarang.
Sebelumnya, Rusia telah memotong pasokan gas ke Polandia, Bulgaria, Belanda, Denmark dan Finlandia karena menolak membayar dengan rubel.
Austria dan Republik Ceko mendapatkan gas dari Nord Stream 1, tetapi gas Rusia juga mengalir ke mereka melalui pipa Ukraina.
Jerman baru-baru ini menandatangani perjanjian dengan Republik Ceko, untuk saling membantu jika terjadi penurunan tajam dalam pasokan gas Rusia.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina, Jerman telah mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia dari 55 persen menjadi 35 persen dan bertekad untuk berhenti menggunakan gas dari Rusia.
Tahun lalu pemasok utama gas alam lainnya adalah Norwegia (31 % ) dan Belanda (13 % ).
Baca juga: Jerman Aktifkan Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara, Imbas Rusia Batasi Aliran Gas
Jerman sekarang mendapatkan lebih banyak gas dari dua negara itu, karena mengurangi impor dari Rusia.
Pemerintah juga telah memberikan lampu hijau untuk terminal LNG pertama Jerman yang akan dibangun di Wilhelmshaven.
Pipa gas bawah laut lainnya dari Rusia, Nord Stream 2, yang telah dibangun batal memompa gas karena perang.
Jika pasokan Rusia tiba-tiba terputus dalam semalam, ini bisa membuat Jerman mengalami resesi besar.
Ini karena seluruh industri bergantung pada gas dan sebagian besar rumah Jerman menggunakannya untuk pemanas.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)