TRIBUNNEWS.COM -- Sejumlah warga sipil Ukraina jadi korban penyanderaan tengara nasionalis Ukraina di sebuah tempat bacaan di Slavyansk.
Warga sipil tersebut, mereka pasangi bahan peledak dan berencana meledakkan untuk menuduh Angkatan Bersenjata Rusia membunuh warga sipil, kata kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev, Senin.
Menurut Mizintsev, kabar tersebut sangat kredibel bahwa nasionalis Ukraina mempersiapkan provokasi lainnya dengan kematian warga sipil di Slavyansk, DPR, untuk menuduh Angkatan Bersenjata Rusia melakukan penembakan tanpa pandang bulu terhadap objek sipil.
"Sejauh itu, penduduk blok terdekat disandera di gedung bacaan pertanian profesional di Jalan Nauki dengan dalih untuk memastikan keselamatan mereka.
Baca juga: Putin Teken Dekrit, Warga Ukraina Kini Bisa Pindah Kewarganegaraan Rusia dengan Mudah
Sementara itu, bangunan itu telah dipasangi dengan bahan peledak, dan para militan berencana untuk meledakkannya sekali. Pasukan Rusia mulai menembaki objek militer di kota itu," kata Mizintsev.
Sementara lusinan orang terluka akibat serangan Angkatan Bersenjata Ukraina di Novaya Kakhovka, ada juga kematian, kata kepala administrasi militer-sipil Distrik Kakhovka di wilayah Kherson Vladimir Leontyev kepada TASS.
"Sayangnya, ada korban, sejumlah besar terluka, puluhan orang kehilangan tempat tinggal," katanya, mencatat bahwa kota itu rusak parah.
Leontyev menambahkan bahwa "para korban dirawat di rumah sakit kota dan rumah sakit militer".
"Kami masih harus menilai kerusakannya, karena situasinya masih berlangsung," katanya, seraya menambahkan bahwa otoritas kota akan mulai menilai kerusakan pada Selasa.
Militer Ukraina menyerang Novaya Kakhovka pada Senin malam. Selain merusak bangunan, serangan itu juga menyebabkan ledakan di gudang pupuk.
Sementara pihak Ukraina mengklaim korban serangan rudal di sebuah blok apartemen lima lantai di Chasiv Yar, Ukraina timur emncapai 33 orang.
Menurut Kyiv, bangunan tempat tinggal itu terkena roket Rusia yang ditembakkan dari sistem truk pada Sabtu malam. Kini tim penyelamat terus mengambil mayat dari puing-puing.
Layanan darurat Ukraina awalnya memberikan korban tewas 10, tetapi ketika tim penyelamat terus menyisir puing-puing, jumlah itu meningkat.
Korban terakhir, seorang anak berusia sembilan tahun, dilaporkan ditemukan sekitar pukul 23.30 pada Senin malam.
Baca juga: Harga Minyak Turun 4 Persen Usai Rusia Batasi Ekspor Gas ke Eropa
“Secara total, sejak awal pencarian, sudah ditemukan 33 jenazah termasuk satu anak di lokasi kejadian, dan sembilan orang berhasil diselamatkan dari reruntuhan.
Pekerjaan sedang berlangsung,” kata kementerian urusan dalam negeri Ukraina dalam sebuah pembaruan, mengutip layanan darurat negara.