TRIBUNNEWS.COM – Kenyataan bahwa senjata NATO yang dipasok ke pasukan Ukraina justru berpindah tangan ke pedagang senjata illegal kini mulai membuat negara Barat was-was.
Uni Eropa dan NATO pun mulai khawatir justru senjata tersebut akan digunakan untuk kegiatan yang bukan semestinya.
Financial Times melaporkan, kini Barat akan membuat mekanisme pelacakan khusus untuk mencoba dan mencegah senjata berakhir di pasar gelap Eropa, tambah surat kabar itu.
Sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina, AS dan sekutunya di Eropa dan di tempat lain telah menjanjikan lebih dari $10 miliar bantuan militer ke Kiev. Pengiriman tersebut termasuk sejumlah senjata ringan, serta rudal anti-tank dan anti-udara portabel.
Baca juga: Lego Resmi Hentikan Operasionalnya di Rusia, Imbas Perang di Ukraina
“Semua senjata ini mendarat di Polandia selatan, dikirim ke perbatasan dan kemudian dibagi menjadi beberapa kendaraan untuk dilintasi: truk, van, kadang-kadang mobil pribadi,” kata seorang pejabat Barat yang tidak disebutkan namanya kepada Financial Times.
Ia menjelaskan mengapa Uni Eropa dan NATO menginginkan Kiev menyimpan daftar inventaris terperinci untuk semua senjata yang diterimanya.
“Sejak saat itu kami tidak mengetahui lokasi mereka dan kami tidak tahu ke mana barang itu pergi, di mana mereka digunakan atau bahkan jika senjata itu tinggal di negara itu,” pejabat itu menambahkan.
Menurut Europol, badan penegak hukum Uni Eropa, beberapa senjata mungkin telah hilang meninggalkan Ukraina dan ditemukan kembali di Eropa.
Jatuh ke Warga Sipil?
Pada bulan April, Europol memperingatkan bahwa penyelidikannya mengindikasikan senjata-senjata itu diperdagangkan keluar dari Ukraina dan ke UE untuk memasok kelompok-kelompok kriminal terorganisir.
“Konflik di Ukraina telah mengakibatkan proliferasi sejumlah besar senjata api dan bahan peledak di negara itu,” kata badan tersebut pada saat itu.
Europol tampaknya sangat prihatin bahwa pihak berwenang Ukraina meninggalkan praktik menyimpan “daftar senjata api yang dibagikan kepada warga sipil” pada awal konflik.
“Senjata api telah didistribusikan tanpa catatan sejak saat itu,” kata badan tersebut, menyerukan agar daftar serupa dibuat untuk semua senjata dan bahan militer yang ditransfer dari UE ke Ukraina.
Pada bulan Juni, polisi Swedia membunyikan alarm atas senjata yang dikirim ke Kiev yang berpotensi berakhir dengan geng kriminal.
Sekretaris Jenderal Interpol Juergen Stock juga mengungkapkan kekhawatiran serupa pada bulan yang sama.