TRIBUNNEWS.COM - Lembaga think tank AS menilai Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, tidak ingin terlibat langsung dalam perang di Ukraina.
Menurut penilaian Institute for the Study of War pada 11 Juli 2022 lalu, Alexander Lukashenko kemungkinan akan menunjukkan dukungan tanpa harus masuk dalam konflik Rusia vs Ukraina.
Lukashenko, yang merupakan sekutu utama Presiden Rusia Vladimir Putin, diperkirakan akan mendukung mitranya itu dengan mengizinkan pasukan Rusia memasuki wilayah udaranya.
"(Ini dimaksudkan untuk) menunjukkan setidaknya dukungan nominal kepada Presiden Rusia Vladimir Putin tanpa mempertaruhkan keterlibatan militer langsung dari Angkatan Bersenjata Belarusia dalam operasi di Ukraina," kata ISW, dikutip dari Newsweek.
Lukashenko adalah satu dari segelintir pemimpin dunia yang mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
Kebanyakan negara Barat pun dengan tegas berdiri untuk Ukraina dan memberikan berbagai dukungan senjata.
Baca juga: Jerman Pede Bakal Lepas Dari Ketergantungan Energi Rusia, Agustus Batubara, Desember Minyak
Selama invasi, Belarus mengizinkan Rusia menempatkan pasukannya serta melancarkan serangan udara dari wilayahnya.
Namun, menurut ISW, Putin mungkin menginginkan bantuan langsung dari militer Belarus.
Mengingat Ukraina sempat melaporkan bahwa Rusia menderita kerugian besar terkait pasukannya, walaupun ini belum dikonformasi Moskow.
ISW mengutip dua perkembangan sebelumnya dalam melaporkan bahwa Belarus kemungkinan terus memberikan Rusia akses ke wilayah udaranya.
Pertama yakni terkait pernyataan seorang pejabat tinggi Ukraina pada pekan lalu, bahwa Belarus memberi Rusia "kontrol penuh" atas lapangan terbang Zyabrovka di wilayah Gomel, yang terletak 19 mil dari perbatasan Ukraina.
Selama pengarahan, Oleksiy Gromov, wakil kepala Departemen Operasi Utama Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, mengatakan bahwa ada "kegiatan untuk melengkapi pangkalan militer Rusia" di lapangan terbang.
ISW juga mencatat bahwa Hajun Project, sebuah organisasi pemantau independen Belarusia, mengatakan pada Senin bahwa pesawat Sistem Peringatan dan Kontrol Lintas Udara Rusia (AWACS) terbang ke wilayah udara Belarus untuk pertama kalinya sejak 4 April.
Dalam sebuah cuitannya, Hajun Project mengatakan bahwa tidak ada peluncuran rudal yang tercatat, tetapi ada "peningkatan penerbangan di atas Belarus malam ini."