Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, KOLOMBO – Presiden Gotabaya Rajapaksa telah mengajukan surat pengunduran diri kepada ketua parlemen Sri Lanka, beberapa jam setelah dia melarikan diri ke Singapura.
Dilansir dari Aljazeera, Jumat (15/7/2022) pengunduran diri Rajapaksa memunculkan rasa kegembiraan di ibukota Kolombo, ketika pengunjuk rasa berkumpul di luar kantor sekretariat presiden untuk menentang jam malam di seluruh kota.
“Seluruh negara akan merayakan ini,” kata Damitha Abeyrathne, seorang aktivis.
Baca juga: Jejak Pelarian Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa, dari Maladewa hingga Singapura
“Kami tidak pernah berpikir bahwa kami akan membebaskan negara ini dari mereka,” tambahnya, merujuk pada keluarga Rajapaksa yang mendominasi politik negara Asia Selatan selama dua dekade.
Rajapaksa mengajukan pengunduran dirinya melalui email pada Kamis (14/7) dan secara resmi tidak akan menjabat lagi sebagai presiden Sri Lanka pada jumat (15/7).
Rajapaksa mendarat di Singapura pada hari Kamis (14/7) setelah melarikan diri dari protes atas krisis ekonomi negaranya. Dia melakukan perjalanan ke Singapura dengan penerbangan maskapai Saudi.
Sementara itu, Kementerian luar negeri Singapura mengonfirmasi Rajapaksa telah diizinkan memasuki Singapura.
“Dia tidak meminta suaka dan dia juga tidak diberikan suaka. Singapura umumnya tidak mengabulkan permintaan suaka,” kata Kementerian luar negeri Singapura dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, protes terhadap krisis ekonomi telah membara selama berbulan-bulan dan memuncak akhir pekan lalu ketika ratusan ribu orang mengambil alih gedung-gedung pemerintah di Kolombo.
Selain itu, massa juga menyalahkan keluarga Rajapaksa atas inflasi yang tak terkendali, kelangkaan barang-barang kebutuhan pokok, dan korupsi.