Melani Gunathilake, seorang pemimpin gerakan protes, dihentikan oleh pasukan saat dia berjalan menuju GotaGoGama bersama seorang teman.
Ketika dia mengambil beberapa foto dari tempat kejadian, seorang tentara mengambil teleponnya dan menghapus gambar-gambar itu, katanya kepada Al Jazeera.
Ketika temannya menanyainya, pasukan itu juga menjemputnya.
"Setelah pengumuman bahwa para pengunjuk rasa berencana untuk menyerahkan Sekretariat Presiden kepada pemerintah pada 22 Juli pukul 14.00, pada dini hari tanggal 22 tepat setelah pukul 01.00 sejumlah besar angkatan bersenjata mengepung GotaGoGama dari semua sisi dan mulai menyerang para pengunjuk rasa yang tidak bersenjata," kata sebuah pernyataan oleh para pemimpin protes.
"Pusat IT, Tenda Prajurit Penyandang Cacat, Dapur Komunitas yang memberi makan ratusan orang setiap hari secara gratis, Tenda SYU, Tenda Tunarungu, Tenda Gerbang Nol, ini antara lain telah dihancurkan sepenuhnya," tambahnya.
Beberapa pemimpin protes, termasuk pengacara Nuwan Bopage, aktivis Lahiru Silva, Anuranga dan satu tentara cacat, termasuk di antara mereka yang dipastikan telah dibawa pergi oleh militer, menurut para pemimpin gerakan lainnya.
Baca juga: Profil Ranil Wickremesinghe, Presiden Baru Sri Lanka yang Pernah 6 Kali Jadi Perdana Menteri
Wickremesinghe diperkirakan akan menunjuk perdana menteri baru dan kabinet pada hari Jumat.
Setelah dipilih oleh parlemen, dengan bantuan pendukung Rajapaksa, dia mengatakan tidak akan mengizinkan aktivitas ilegal menduduki gedung pemerintah atau mencoba menggulingkan pemerintah.
"Kami mengumumkan secara terbuka bahwa kami akan pergi besok. Kami memutuskan untuk memberikan kesempatan kepada Ranil Wickremesinghe," kata Jayasekara.
"Mereka tidak punya alasan untuk melakukan ini selain untuk menunjukkan kekuatan mereka. Niat mereka adalah untuk mengintimidasi dan menindas gerakan protes."
Baca juga artikel lain terkait Sri Lanka Bangkrut
(Tribunnews.com/Rica Agustina)