Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Seorang pejabat Ukraina mengatakan, wilayah Kherson yang jatuh ke tangan pasukan Rusia akan direbut kembali oleh pasukan Kyiv pada bulan September mendatang.
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang penasihat pemerintah Kherson, Serhiy Khlan dalam sebuah wawancara dengan televisi Ukraina.
"Kita dapat mengatakan bahwa wilayah Kherson pasti akan dibebaskan pada bulan September, dan semua rencana penjajah akan gagal," ujar Serhiy Khlan dalam wawancara tersebut, yang dikutip dari The Moscow Time, Senin (25/7/2022).
Baca juga: Pedagang Warteg Was-was Harga Mi Instan dan Terigu Naik, Dampak Perang Rusia-Ukraina
Tentara Ukraina yang mendapat bantuan artileri jarak jauh dari pihak Barat disebut telah merebut kembali wilayah Kherson selatan dalam beberapa pekan terakhir.
“Kami dapat mengatakan bahwa titik balik telah terjadi di medan perang. Kami melihat bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina menang dalam operasi militer terbaru mereka. Kami melihat bahwa angkatan bersenjata kami maju secara terbuka. Kami dapat mengatakan bahwa kami beralih dari tindakan defensif ke serangan balik,” tambah Serhiy Khlan.
Khlan mengatakan, serangan Ukraina di dua jembatan di wilayah tersebut, serta serangan terhadap gudang senjata dan pos komando Rusia adalah bagian dari persiapan untuk serangan darat.
"Sekarang masalah utamanya adalah mendapatkan serangan artileri yang lebih presisi di garis depan untuk melumpuhkan para Orc (Rusia) dari posisi mereka saat ini," ujarnya.
Dia menambahkan, pasukan Rusia belum memperbaiki jembatan Antonivka yang rusak dan mengalami kesulitan akibat memindahkan senjata berat ke kota Kherson.
Pasukan Rusia merebut kota utama di wilayah tersebut, yang juga disebut Kherson, pada 3 Maret lalu. Kota itu adalah kota besar pertama yang jatuh ke tangan Rusia setelah dimulainya operasi militer Moskow ke Ukraina pada akhir Februari.
Baca juga: Kota Kherson Bentuk Komite Pemilihan dan Gelar Referendum untuk Gabung ke Rusia
Kherson merupakan wilayah yang penting bagi pertanian Ukraina, dan berada di sebelah Semenanjung Krimea, yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014 silam.
Rusia Kuasai Kota Kherson
Militer Rusia pada Rabu (2/3/2022) mengklaim telah menguasai Kota Kherson, Ukraina Selatan, saat invasi Moskow ke negara pro-Barat itu memasuki hari ketujuh.
"Divisi Angkatan Bersenjata Rusia telah menguasai pusat Kherson di bawah kendali penuh," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov dalam pernyataan yang disiarkan langsung di televisi.
Dia mengeklaim, layanan publik dan transportasi di Kherson beroperasi seperti biasa. "Kota ini tidak mengalami kekurangan makanan dan barang-barang penting," tambahnya, seperti dikutip Channel News Asia.
Baca juga: Ukraina Luncurkan Serangan Balik ke Wilayah Kherson yang Dikuasai Rusia
Menurut Konashenkov, pembicaraan sedang berlangsung antara pasukan Rusia dan otoritas lokal untuk menjaga ketertiban, melindungi penduduk, dan menjaga layanan publik berfungsi.
Hanya, Wali Kota Kherson Igor Nikolayev mengatakan dalam sebuah posting di Facebook: "Kami masih Ukraina. Masih teguh".
Tampaknya bertentangan dengan klaim militer Rusia, Nikolayev mengatakan, dia perlu menemukan cara untuk "mengumpulkan (mayat) yang tewas (dalam serangan Rusia)" dan "memulihkan listrik, gas, air, dan pemanas di tempat-tempat yang rusak".
"Tetapi, saya segera memperingatkan Anda: Menyelesaikan tugas-tugas tersebut hari ini berarti melakukan keajaiban," tambahnya, seperti dilansir Channel News Asia.
Secara keseluruhan, militer Rusia merusak lebih dari 1.500 fasilitas militer di Ukraina, Konashenkov menyebutkan pada Rabu (2/3/2022). Dia menambahkan, 58 pesawat, 46 drone, serta 472 tank dan kendaraan lapis baja lainnya telah dihancurkan.
Baca juga: Rusia Rebut Museum Seni Kherson dan Tunjuk Direktur Baru, Karyawan Khawatir Nasib Koleksi Seni
Selain Kherson, kota pelabuhan Mariupol di Tenggara Ukraina pada Rabu (2/3/2022) juga berada di bawah serangan terus-menerus dari militer Rusia, dan pihak berwenang Ukraina tidak bisa mengevakuasi yang terluka.
"Kami berjuang, kami tidak berhenti membela tanah air kami," kata Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko dalam siaran langsung di Ukrainian TV, Rabu (2/3/2022), seperti dikutip Reuters.