News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mantan Presiden Filipina Fidel Ramos Meninggal di Usia 94 Tahun, Punya Julukan 'Steady Eddie'

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fidel Ramos, Mantan Presiden Filipina, hari ini meninggal dunia di usianya yang ke-94 tahun. Ramos dikenal memiliki sikap tegas dan dapat julukan Steady Eddie.

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Filipina Fidel Ramos meninggal dunia di usia 94 tahun, Minggu (31/7/2022)

Dikutip Al Jazeera, semasa hidup, Ramos mendapatkan reputasi sebagai salah satu pemimpin paling berpengaruh di negara itu.

Ramos atau dikenal akrab dengan julukan "Steady Eddie” karena sikap tegasnya yang tak tergoyahkan selama momen-momen pergolakan Filipina.

Ramos kerap digambarkan sedang mengunyah cerutu yang tidak dinyalakan saat memimpin Filipina antara tahun 1992 dan 1998.

Karier Ramos

Seorang pria yang menjalani karier di militer dan menganut iman Protestan.

Ramos mencapai jabatan tertinggi di Filipina yang mayoritas beragama Katolik.

Baca juga: Ferdinand Marcos Jr Dilantik Jadi Presiden Filipina

Fidel Ramos, Mantan Presiden Filipina, hari ini meninggal dunia di usianya yang ke-94 tahun. (AFP)

Kesuksesannya tak luput dari tantangan dari beberapa orang di Gereja.

Ramos memegang setiap pangkat di tentara Filipina dari letnan dua hingga panglima tertinggi.

Dia tidak pernah kehilangan sikap militer dan kesombongannya, berkali-kali membual: "Tidak ada pekerjaan lunak untuk Ramos."

Tapi seperti pejabat tinggi lainnya dari generasinya, Ramos memainkan peran dalam kediktatoran Ferdinand Marcos Sr.

Ramos muncul dari peran keamanan tingkat tinggi selama kediktatoran Marcos Sr memenangkan suara untuk jabatan tertinggi bangsa.

Ramos menjadi pahlawan bagi banyak orang karena membelot dari pemerintahan Marcos.

Baca juga: Mantan Presiden Filipina Fidel Ramos Meninggal Dunia, Dikenal Sebagai Tokoh Penggerak People Power

Dia memimpin kepolisian nasional, mendorong kejatuhan sang diktator selama pemberontakan rakyat 1986 melawan kekuasaannya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini