News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tawanan Perang Ukraina Tewas, Zelenskyy Serukan PBB untuk Bereaksi

Penulis: Willem Jonata
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy - Zelenskyy mengatakan PBB dan Komisi Palang Merah Internasional (ICRC), harus harus melindungi nyawa ratusan tawanan perang Ukraina

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata 

TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA  - Puluhan tentara Ukraina tewas dalam serangan di sebuah penjara di Olenivka, Donetsk Oblast, yang dikuasai oleh separatis pro Rusia.

Pihak Ukraina mengklaim bahwa yang tewas adalah tahanan perang Ukraina, termasuk anggota Batalion Azov, yang mempertahankan Pabrik Baja Azovstal dalam pertempuran sengit di Mariupol selama berbulan-bulan.

Mereka disebut dibunuh untuk menutupi penyiksaan yang dilakukan oleh Rusia. 

Komandan Resimen Azov, Mayor Mykyta Nadtochii (Raz-Dva) dalam pidatonya pada sebuah video yang dikutip ukrinform.net, menganggap serangan pada Jumat (29/7/2022), sebagai tindakan eksekusi.

Padahal sebagai tawanan perang, petempur Azovstal di Mariupol yang meletakkan senjata dan menyerahkan diri berhak mendapatkan perlindungan menurut Konvensi Jenewa.

Baca juga: Serangan Rusia di Mykolaiv Tewaskan Pengusaha Gandum Terbesar di Ukraina

"Kami mengutuk keras #RussianWarCrimes brutal yang dilakukan terhadap tawanan perang Ukraina, terutama kasus penyiksaan yang mengerikan, kekerasan fisik, perlakuan tidak manusiawi, yang dengan sengaja menyebabkan penderitaan besar dan pembunuhan yang disengaja terhadap tawanan perang," demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Ukraina di di Twitter-nya.

Terkait hal itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan PBB dan Komisi Palang Merah Internasional (ICRC), harus bereaksi.

“Mereka harus melindungi nyawa ratusan tawanan perang Ukraina. Dan saya menambahkan sendiri: harus ada pengakuan hukum yang jelas tentang Rusia sebagai negara sponsor terorisme,” tegas Zelenskyy dalam pernyataan resminya.

Konvensi Jenewa III tahun 1949 tentang perlindungan terhadap tawanan perang (prisoner of war) menyatakan dalam keadaan apapun, tawanan perang berhak atas perlakuan manusiawi dan penghormatan atas diri dan kehormatannya dan tetap memiliki kemampuan sipil sepenuhnya.

Namun, Rusia mengklaim bahwa Ukraina yang menyerang penjara di Oblast. Serangan ini disebut justru menewaskan puluhan tentara Ukraina sendiri.

Seperti diberitakan Kompas.tv mengutip Associated Press, penjara di daerah Olenivka, Donetsk Oblast disebut diserang menggunakan sistem peluncur roket laras banyak (MLRS) HIMARS bantuan Amerika Serikat (AS).

Otoritas Rusia dan separatis Republik Rakyat Donetsk (DPR) menyebut, 53 tawanan perang Ukraina tewas dan 75 lainnya terluka, termasuk delapan sipir penjara.

Penjara tersebut merupakan tempat penahanan para tentara dan kombatan Ukraina yang menyerah di Mariupol pada Mei lalu. 

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Letjen Igor Konashenkov menyebut serangan ini adalah “provokasi berdarah” Kiev.

Ia mengklaim Ukraina berusaha menakut-nakuti tentaranya sendiri agar tidak menyerah.

Baca juga: Volodymyr Zelensky: Ukraina Siap Memulai Kembali Ekspor Gandum

Sementara itu, Angkatan Bersenjata Ukraina membantah serangan ke Olenivka dilakukan oleh pihaknya. Ukraina bersikeras mereka hanya menyasar target militer, bukan areal penduduk.

Kiev menuduh militer Rusia sengaja meledakkan penjara demi menuduh Ukraina melakukan kejahatan perang dan menutup-nutupi penyiksaan dan eksekusi yang diduga terjadi di sana.

Hingga berita ini diturunkan, Associated Press tidak bisa memverifikasi klaim kedua pihak secara independen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini